Tentu saja, presiden dan para penasihatnya telah menghabiskan waktu selama seminggu terakhir untuk ngotot bahwa tidak ada cara lain untuk menghindari pungutan tersebut.
“Kebijakan saya tidak akan pernah berubah,” Trump memposting minggu lalu.
Namun, jika mereka berubah, itu akan sangat berarti. Berdasarkan reli pada hari Senin pasca kabar hoax tentang penangguhan tarif, kekayaan para miliarder akan mencapai US$2 triliun lewat keuntungan saham mereka.
Ketika S&P 500 merosot pada hari Senin dan Selasa, Trump menegaskan bahwa dia tidak mengawasi pasar, bahwa ekonomi perlu “minum obat” untuk tumbuh lebih kuat.
Menteri Keuangan Scott Bessent menegaskan bahwa Wall Street bukanlah fokusnya. Sekarang giliran Main Street, katanya.
Dan kemudian muncullah postingan Trump pagi ini.
Tiga setengah jam kemudian, rumor hari Senin menjadi berita hari Rabu.
Trump menunda kebijakan tarif resiprokal terhadap sebagian besar negara selama 90 hari, meskipun yang terpenting bukan China.
Saham-saham melonjak dalam hitungan menit. S&P 500 naik lebih dari 9%, menghasilkan rejeki nomplok senilai $4,3 triliun.
Ketika David Wagner, manajer portofolio di Aptus Capital Advisors LLC, melihat unggahan tersebut pada hari Rabu, ia tidak percaya bahwa hal itu benar adanya.
“Apakah itu melanggar aturan? Saya tidak tahu, bukan berarti Trump mengikuti aturan apa pun,” kata Wagner dan menambahkan bahwa hal itu mengubah aturan keterlibatan di pasar. “Jelas sekarang Anda akan melihat ke Trump untuk mencari sinyal, apa pun itu.”
Ingatan tentang Trump yang mengatakan hal serupa pada masa jabatan pertamanya adalah “sesuatu yang mungkin tidak boleh kita lupakan.
Dia melakukan hal-hal seperti itu,” kata Wagner. “Aturan-aturan telah berubah dalam hal pasar dan presiden secara langsung ikut campur.”
(bbn)




























