Logo Bloomberg Technoz

Misalnya, kata dia, harga impor sepatu dari Indonesia ke AS dipatok US$15 hingga US$20 per pasang. Sementara, harga jualnya di Negeri Paman Sam pada rentang US$50 hingga US$70 per pasang. 

Menurut dia, tarif resiprokal dihitung berdasarkan harga impor yaitu maksimal US$20 dikalikan 32% hasilnya adalah US$6,4 sen. Kenaikan angka tersebut hanya sekitar 10% dari harga jual sepatu di Amerika yang selama ini mencapai US$70. 

"Siapa yang bayar [kenaikan tarif resiprokal] semua ini? Yang bayar itu konsumen dan pengusaha AS. Jadi efeknya tidak segegap-gempita apa yang dikenakan," ujarnya.  

Adapun, neraca dangang Indonesia dengan AS tercatat masih mengalami surplus terbesar dibandingkan dengan mitra dagang lainnya. Neraca dagang Indonesia dengan AS sepanjang Februari 2025 mencapai US$1,57 miliar.

Sekadar catatan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 2 April telah mengumumkan tarif resiprokal kepada mitra dagangnya, tak terkecuali Indonesia sebesar 32%.

Ekonom Universitas Andalas Syafruddin Karimi mengatakan tarif resiprokal 32% yang dikenakan kepada Indonesia akan menurunkan daya saing ekspor secara drastis, terutama pada sektor padat karya seperti tekstil, mebel, dan alas kaki. 

"Produk-produk ini bergantung pada harga kompetitif di pasar AS. Tarif setinggi 32% akan menaikkan harga jual, mendorong pembeli berpaling ke negara lain dan memicu risiko pemutusan hubungan kerja massal di dalam negeri," ujar Syafruddin dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (6/4/2025).

Daftar 10 Komoditas Unggulan Indonesia ke AS

1. Mesin dan perlengkapan elektrik (85)

  • 2024: 263,5 ribu ton
  • Januari-Februari 2025: 61,6 ribu ton

2. Pakaian dan aksesorinya (rajutan) (61)

  • 2024: 116,2 ribu ton
  • Januari-Februari 2025: 29,9 ribu ton

 3. Alas kaki (64)

  • 2024: 124,6 ribu ton
  • Januari-Februari 2025: 20,4 ribu ton

4. Pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan) (62)

  • 2024: 72,2 ribu ton
  • Januari-Februari 2025: 12,2 ribu ton

5. Lemak dan minyak hewan/nabati (15)

  • 2024: 1.812 ribu ton
  • Januari-Februari 2025: 224,9 ribu ton

6. Karet dan barang dari karet (40)

  • 2024: 617,5 ribu ton
  • Januari-Februari 2025: 85,6 ribu ton

7. Perabotan dan alat penerangan (94)

  • 2024:  315,1 ribu ton
  • Januari-Februari 2025: 60,7 ribu ton

8. Ikan dan udang (03)

  • 2024:  136,8 ribu ton
  • Januari-Februari 2025: 22,9 ribu ton

9. Mesin dan peralatan mekanis (84)

  • 2024:  81,7 ribu ton
  • Januari-Februari 2025: 15,2 ribu ton

10. Olahan dari daging dan ikan (16)

  • 2024:  76,8 ribu ton
  • Januari-Februari 2025: 13 ribu ton

11. Lainnya

  • 2024: 3.111,6 ribu ton
  • Januari-Februari 2025: 551,3 ribu ton

Sumber: BPS, diolah dari Dokumen Bea dan Cukai

(dov/del)

No more pages