Keputusan Mahkamah Konstitusi akan menandai berakhirnya salah satu babak dalam salah satu episode politik paling bergejolak dalam sejarah Korea Selatan. Keputusan ini akan membantu mengakhiri kekosongan kepemimpinan yang telah membuat negara ini berada dalam kondisi yang lemah.
Indeks Kospi, indeks acuan ekuitas Korea Selatan, sedikit memperpanjang kenaikannya menjadi sekitar 1,2% setelah pengumuman tersebut, sementara mata uang won menguat terhadap dollar.
Pada Desember lalu, Yoon mengumumkan darurat militer, yang merupakan perintah pertama dalam lebih dari 40 tahun terakhir, yang mengejutkan negara dan mitra-mitra Korea Selatan di seluruh dunia. Dekrit tersebut dicabut beberapa jam kemudian setelah anggota parlemen menolaknya.
Presiden Yoon pun diberhentikan sementara dari jabatannya beberapa hari kemudian setelah parlemen memakzulkannya.
Namun, dia membantah melakukan kesalahan dan mengatakan bahwa dekrit darurat militer ditujukan untuk mencegah oposisi utama Partai Demokrat melumpuhkan pemerintahannya. Dia tetap menentang selama persidangan pemakzulan yang berlangsung selama enam minggu dan bersumpah untuk mendedikasikan sisa masa jabatannya untuk reformasi politik jika kembali berkuasa.
Jajak pendapat mingguan Gallup pada hari Jumat lalu menunjukkan 60% responden mendukung pemakzulan Yoon dan 34% menentangnya. Pemimpin DP, Lee Jae-myung, sebagai kandidat terdepan jika pemilihan umum mendadak diadakan usai Yoon lengser.
Pengadilan dan Putusan Pemakzulan Presiden Korea Selatan
Ini bukan pertama kalinya Korea Selatan mengalami pemakzulan presiden. Pada tahun 2004, pemakzulan mantan Presiden Roh Moo-hyun dibatalkan setelah ia dituduh melanggar Undang-Undang Pemilihan Pejabat Publik. Delapan tahun yang lalu mantan Presiden Park Geun-hye dicopot dari jabatannya karena skandal korupsi.
Perdana Menteri Han Duck-soo saat ini menjadi pelaksana tugas presiden setelah kekuasaannya dipulihkan oleh pengadilan konstitusi, yang menolak mosi pemakzulannya. Setelah Han dimakzulkan untuk sementara waktu, Menteri Keuangan Choi Sang-mok secara efektif memimpin negara.
(bbn)































