Bloomberg Technoz, Jakarta – PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) melaporkan cadangan bijih emas dan tembaga di Cebakan Elang, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) meningkat sebesar 79%, dari 1,4 miliar metrik ton pada akhir 2023 menjadi 2,5 miliar metrik ton.
Tambahan cadangan dan sumber daya mineral tersebut berasal dari Proyek Elang yang berlokasi sekitar 60 kilometer (km) di timur Tambang Batu Hijau atau tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia yang dikelola PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Vice President Corporate Communications Amman Mineral Internasional, Kartika Octaviana, mengatakan baru-baru ini Amman merilis laporan Joint Ore Reserves Committee (JORC) per 31 Desember 2024. JORC sendiri merupakan standar internasional untuk mengukur cadangan mineral suatu area tambang.
Berdasarkan laporan tersebut, cadangan bijih Cebakan Elang meningkat secara tahunan. Peningkatan ini juga mencakup kenaikan 71% dalam kandungan tembaga, atau dari 10,4 miliar pon menjadi 17,8 miliar pon, serta kenaikan 76% dalam kandungan emas, dari 15 juta ons menjadi 26,4 juta ons.
“Artinya apa? Peningkatan ini, cadangan ini bisa meningkatkan produksi dari Elang dan juga memperpanjang usia tambang,” kata Kartika dalam kegiatan media gathering, dikutip Rabu (26/3/2025).

Kondisi itu, kata dia, akan memengaruhi definitive feasibility study lantaran perencanaan pada kuartal I-2025 harus mundur menjadi semester I-2025 karena harus dikalibrasi ulang.Darii studi kelayakan definitif itu, nantinya akan diketahui nilai belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dibutuhkan perusahaan, usia tambang, hingga jalur tambang.
“Nanti kan dari Elang akan pakai infrastruktur di Batu Hijau juga, jadi pakai processing Elang-nya, smelter-nya tuh yang ada di Batu Hijau. Jadi kami lagi hitung, ini jalurnya mana, pakai apa, itu yang sedang kami rumuskan sekarang. Harapannya semester I-2025 ini lah akan dirilis,” ujarnya.
Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengklasifikasikan deposit Elang sebagai deposit Porfiri Cu-Au Super Raksasa, yang ditemukan pada 1991. Klasifikasi ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki oleh Cebakan Elang sebagai salah satu sumber daya tembaga dan emas terbesar yang belum dikembangkan di dunia.
Berdasarkan rencana, kata dia, Amman tetap melakukan penambangan Fase 8 di tambang Batu Hijau hingga 2030, dengan kemungkinan pemanfaatan stockpile hingga 2033.
Kegiatan penambangan di Cebakan Elang direncanakan berlangsung setelah usia Tambang Batu Hijau selesai hingga 2046. Fasilitas pengolahan bijih, smelter tembaga, dan pemurnian logam mulia rencananya akan memanfaatkan fasilitas yang sudah ada di Batu Hijau.
(mfd/wdh)