Padahal industri properti adalah penopang permintaan baja. Industri baja yang ‘haus’ akan energi adalah salah satu konsumen utama batu bara.
Saat industri baja lesu, maka permintaan batu bara akan mengikuti. Jadi tidak heran kalau harga batu bara turun terus, jadi kian murah.
Analisis Teknikal
Lantas bagaimana proyeksi harga batu bara untuk hari ini? Apakah mampu bangkit atau malah makin terjepit?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara masih bearish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 27,87.
RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bearish. Bahkan kalau di bawah 30 maka artinya sudah jenuh jual (oversold).
Hawa oversold makin terasa dengan indikator Stochastic RSI yang sebesar 12,92. Sudah di bawah 20, yang berarti jenuh jual.
Oleh karena itu, harga batu bara berpeluang bangkit. Koreksi yang sudah begitu dalam membuat harga batu bara berpotensi mencetak technical rebound.
Cermati pivot point di US$ 98/ton. Jika tertembus, maka harga batu bara berpotensi menguji resisten di US$ 100 yang merupakan Moving Average (MA) 10.
Sedangkan target support terdekat ada di kisaran US$ 91-90/ton. Penembusan di rentang ini bisa membuat harga batu bara melorot menuju US$ 78-74/ton.
(aji)