Lalu pada 2020, harga emas melewati kisaran US$ 2.000/troy ons akibat pandemi Covid-19. Pada awal 2024, harga emas melompat lagi karena khawatir akan pemilihan umum di Amerika Serikat (AS).
“Emas adalah aset yang mampu menyimpan nilai di tengah tantangan perekonomian. Meski harga emas fluktuatif, tetapi tetap mampu menjaga daya beli pemiliknya dan mampu menyediakan likuiditas saat dibutuhkan,” kata Thomas Kertsos, Co-Portfolio Manager di First Eagle Investment Management LLC.
Analisis Teknikal
Lalu bagaimana ‘penerawangan’ harga emas untuk hari ini? Apakah bisa naik dan menembus rekor lagi?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas bertengger di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 68,03. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Namun hati-hati, karena indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 98,79. Di atas 80, yang artinya jenuh beli (overbought).
Oleh karena itu, investor perlu mewaspadai risiko penurunan harga emas. Ada kemungkinan harga akan menguji support di US$ 2.977/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di US 2.943/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Adapun target resisten terdekat adalah US$ 2.991/troy ons. Penembusan di titik itu berpotensi mengatrol harga emas menuju US$ 3.002/troy ons.
(aji)































