Apalagi, berdasarkan data Kemenperin, saat ini juga terdapat beberapa proyek petrokomia jumbo meliputi; PT Lotte Chemical dengan kebutuhan 3,2 juta ton yang akan beroperasi tahun ini.
Kemudian, ada proyek PT TPPI Olefin Complex Tuban dengan kebutuhan 1 juta ton dengan akan beroperasi 2028; dan proyek milik PT Chandra Asri Pacific 2 dengan kebutuhan 2,8 juta ton, serta proyek lainnya dengan kebutuhan 1 juta ton.
"Ini yang menjadi challenge, tantangan kita bagaimana Indonesia ini bisa menumbuhkan ekosistem petrochemical, juga ekosistem energi," tutur Taufik.
Kementerian ESDM sebelumnya memastikan akan membangun kilang baru yang tersebar di beberapa tempat merupakan jenis kilang, yang juga terintegrasi dengan kompleks petrokimia (petrochemical complex).
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, proyek tersebut akan disebar menjadi beberapa kilang yang dibangun di berbagai tempat, seperti di wilayah Sumatra, Kalimantan, hingga Indonesia bagian Timur.
Hanya, kata dia, pemerintah belum bisa memastikan berapa kapasitas setiap kilang yang akan dibangun di sejumlah wilayah tersebut.
“Ini yang lebih efisien, jadi tentu ini bukan hanya kilang, tetapi ini adalah petrochemical complex. Jadi bisa berbagai macam produk dihasilkan dari kilang tersebut,” kata Yuliot, Rabu lalu.
Namun demikian Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pun mengusulkan kepada Kementerian ESDM untuk membangun kilang minyak baru di wilayah Tuban, yang saat ini telah memiliki pabrik petrokimia, yaitu PT TPPI.
TPPI saat ini memiliki dua mode produksi, yaitu petrokimia dan bahan bakar. TPPI didesain untuk menjadi komplek petrokimia yang terintegrasi mulai dari produk-produk olefin dan produk-produk aromatis yang banyak digunakan untuk bahan baku tekstil dan farmasi serta bahan pelarut.
Untuk fasilitas nafta menjadi olefin belum ada, sehingga untuk mencapai integrasi perlu didirikan olefin center yang berbahan baku nafta di sini. Artinya, Tuban ini merupakan pusat industri besar, dengan sektor utama meliputi semen, petrokimia, minyak dan gas, serta industri maritim.
"Kami akan berkoordinasi dengan Kementerian ESDM dan Kementerian Investasi terkait adanya penambahan refinery ini," ujar Agus.
(ain)

































