Smelter tersebut dilengkapi dengan fasilitas R&D, memfasilitasi transfer ilmu ke Indonesia. Nilai investasi proyek tersebut mencapai US$2 miliar, dengan serapan tenaga kerja per Januari 2025 telah lebih dari 2.300 orang.
Kedua, yakni smelter Pomalaa yang terletak di Sulawesi Tenggara dan merupakan hasil kerja sama dengan Ford Motor Company dan Huayou Metal Cobalt. Proyek ini ditargetkan selesai pada kuartal I-2026.
Pabrik berteknologi HPAL itu memiliki kapasitas 120 kt Ni/tahun dalam MHP. Adapun, total investasi mencapai US$4,5 miliar termasuk pabrik HPAL dan tambang.Jumlah pekerja per Januari telah lebih dari 3.100 orang.
"Kita sekarang sedang meng-upgrade pelabuhan untuk bisa dibawa masuk ke Indonesia dalam periode yang sesingkat-singkatnya," ujarnya.
Ketiga, yakni proyek smelter Sorowako Limonate yang berlokasi di Sulawesi Selatan. Pabrik HPAL tersebut memiliki kapasitas 60 kt Ni/tahun dalam MHP.
Adapun, total investasi proyek itu mencapai US$2,3 miliar termasuk pabrik HPAL dan tambang. Hingga saat ini pembangunan masih dalam tahap konstruksi dan amandemen perizinan. Sementara itu, jumlah pekerja proyek itu hingga Januari telah lebih dari 400 orang.
"Total investasi tambang baru dan pabrik bersama dengan partner sekitar US$ 9 miliar," terang Febriany.
(mfd/wdh)
































