Logo Bloomberg Technoz

Penurunan harga saham RATU hari ini memang belum membuat imbal hasil atau return saham yang juga terafiliasi dengan Hapsoro Sukmonohadi alias Happy Hapsoro ini negatif, karena masih berada di atas harga IPO, Rp1.150/saham.

Namun, saham RATU telah jauh meninggalkan level tertingginya, Rp9.200/saham. Level ini tercapai pada 15 Januari 2025, berdasarkan data Bloomberg.

Laba Anjlok hingga Dijual RAJA

Berdasarkan laporan keuangan, RATU mencatatkan penurunan laba bersih 42,92% secara tahunan menjadi US$13,87 juta atau setara sekitar Rp224,17 miliar di 2024.

Pendapatan bersih RATU sepanjang 2024 sejatinya naik 22,74% menjadi US$57,74 juta dari sebelumnya US$47,04 juta pada tahun 2023.

Namun, beban pokok RATU lompat 73,72% secara tahunan menjadi US$35,20 juta.

Alhasil, laba bruto RATU tergerus 16,02% secara tahunan menjadi US$22,44 juta pada akhir 2024. Tahun sebelumnya, RATU mengantongi laba bruto sebanyak US$26,72 juta. Penurunan ini yang pada akhirnya menekan laba bersih RATU.

Selain sentimen kinerja keuangan, RATU juga dihampiri sentimen divestasi sebagian kepemilikan induknya, RAJA.

Pekan lalu, RAJA melepas 12,2 juta atau setara sekitar 4,66% saham RATU di harga Rp1.175/saham. Sehingga, RAJA memperoleh dana sekitar Rp148,66 miliar.

Divestasi itu sudah menjadi rencana RAJA dengan target divestasi 10% saham RATU. Artinya, masih ada sekitar 5,34% saham lagi yang akan dilepas RAJA.

RAJA akan menggunakan dana hasil divestasi tersebut untuk modal ekspansi baik secara organik maupun anorganik.

(dhf)

No more pages