Kementerian Perdagangan memastikan pelaku usaha PT Navyta Nabati Indonesia (NNI) yang berlokasi di Tangerang, telah dikenakan sanksi usai ekspose bersama Mendag dan Satgas Pangan Polri.
2. Pertama Kali dalam 25 Tahun Deflasi di Februari, Ini Sinyal Apa?
BPS menyampaikan Indonesia mengalami deflasi 0,09% secara tahun ke tahun (year-on-year/yoy) pada Februari 2025. Ini merupakan pertama dalam hampir 25 tahun, yang bukan karena penurunan daya beli masyarakat. Indonesia terakhir kali mengalami deflasi secara tahunan pada Maret 2000, yakni 1,1% (yoy). Saat itu, komoditas penyumbang deflasi adalah kelompok bahan makanan.
Fenomena deflasi selama dua bulan beruntun ini lebih dipengaruhi oleh kebijakan diskon tarif listrik 50% kepada pelanggan hingga 2.200 VA, kata Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.
Selain itu, komponen harga bergejolak juga masih mengalami inflasi 0,56% (yoy) dan memberikan andil inflasi 0,1% pada Februari 2025. Adapun komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah cabai rawit, bawang putih, kangkung dan bawang merah.
3. Kemenkeu-Bappenas Tak Sepakat Target Ekonomi 8%, Rapat DPR Batal
Ada beda pendapat antara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) perihal angka pertumbuhan ekonomi 8%. Sumber Bloomberg Technoz yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan Kementerian PPN/Bappenas menargetkan pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029. Sementara itu, Kemenkeu belum memutuskan target angka yang sesuai ambisi pemerintah, dan cenderung lebih realistis pada level 5%.
Ketidaksepakatan ini membuat agenda rapat dengan DPR tertunda, sebelumnya dijadwalnya pada hari Senin (3/3/2025). Saat dikonfirmasi, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Deni Surjantoro mengatakan tidak mengetahui informasi alasan penundaan rapat kerja. Sementara itu, Menteri PPN/Bappenas Rachmat Pambudy tidak membalas permintaan konfirmasi saat dihubungi melalui pesan singkat hingga berita ini diterbitkan.
4. RI Mau Bikin Kilang Raksasa Dekat Singapura, Kenapa Tak di Tuban?
Pulau Nipa, Kepulauan Riau, yang berbatasan dengan Singapura akan menjadi lokasi pembangunan kilang raksasa meski rencana sebelumnya berada di Tuban, Jawa Timur. Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) menilai bahwa kemungkinan pemerintah mempertimbangkan hal lain seperti aspek nonteknis terkait dengan pembebasan lahan, sehingga membangun kilang baru berkapasitas 500.000 barel per hari (bph) di Pulau Nipa dirasa akan lebih mudah dibandingkan dengan di Tuban.
5. Citilink Dikabarkan Bakal Punya Bos Baru Asal Thai Lion Air
Bloomberg News melaprkan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berencana untuk mengganti kepala unit airlines berbiaya rendahnya, PT Citilink Indonesia. Darsito Hendro Seputro, mantan eksekutif di Thai Lion Air, adalah kandidat utama untuk posisi tersebut, menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini, yang tidak mau disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara di depan umum.
Darsito Hendro Seputro disebut akan mengambil alih posisi yang saat ini dipegang oleh Dewa Kadek Rai, yang telah bekerja di Garuda sejak awal 1990-an dan ditunjuk sebagai CEO Citilink pada tahun 2022. Penunjukan ini merupakan bagian dari langkah Wamildan Tsani Panjaitan - Dirut Garuda Indonesia baru, yang sebelumnya menjabat sebagai CEO Lion Air - untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya di BUMN aviasi tersebut, menurut salah satu sumber.
Garuda Indonesia merespons kabar ini melalui Direktur Layanan dan Niaga Ade R. Susandi dengan mengatakan periode jabatan Dirut Citilink memang sudah berakhir. Ade mengakui manajemen juga telah menerima beberapa usulan calon pengganti Dewa Kadek sebagai Dirut. Hanya saja, dia tak membeberkan siapa saja orang yang telah diusulkan tersebut. Juru Bicara BUMN Putri Violla mengaku masih belum bisa memberikan kabar tersebut.
6. JPMorgan Ubah Pandangan untuk Saham BBRI Jadi Overweight
JPMorgan menaikkan rating rekomendasi saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi Overweight dari sebelumnya neutral. Artinya, Analis memiliki keyakinan tinggi bahwa saham BBRI dapat mengungguli benchmark pasar, atau saham sejenis di industrinya. Dalam riset JP Morgan terbaru oleh Harsh Wardhan Modi, Senin (3/3/2025) memaparkan, Bank BRI menggenggam keunggulan kompetitif yang kuat dalam bisnis pinjaman mikro, yang memungkinkan profitabilitas yang signifikan di sepanjang siklus ekonomi.
JPMorgan menyebut, saat ini, BRI tengah menangani permasalahan Kualitas Aset, dan membersihkan Kredit Bermasalah (Non Performing Loan/NPL). Proses ini mungkin memerlukan waktu, tetapi sebagian besar risiko ini tampaknya sudah tercermin dalam harga saham. “Pada valuasi saat ini, potensi pelemahan akibat Kualitas Aset (AQ-led downside) tampaknya sudah sepenuhnya tercermin dalam harga saham, yang saat ini berada di level terendah dalam beberapa tahun,” mengutip riset JPMorgan.
7. KPK Usut Dugaan Aliran Uang Petinggi Summarecon ke Ditjen Pajak
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap alasan dan isi pemeriksaan Direktur KSO Summarecon Serpong, Sharif Benyamin pada kasus dugaan gratifikasi ke pegawai Ditjen Pajak, Mohammad Haniv. Selama periode 2014-2022, penyidik menduga Haniv menerima sejumlah aliran dana dari wajib pajak perorangan dan badan lebih dari Rp10,3 miliar. Juru bicara KPK, Tessa Mahardhika Sugiarto mengatakan, penyidik melontarkan sejumlah pertanyaan kepada Sharif Benyamin untuk menelusuri dugaan aliran dana kepada Haniv. Akan tetapi, dia belum memberikan keterangan detil asal dana tersebut milik Sharif atau Summarecon.
Dalam perkembangannya, Tessa menyatakan “penyidik mendalami ya, penyidik mendalami terkait dengan aliran dana kepada tersangka. Dalam hal ini saksi saudara SB dari salah satu perumahan, Direktur KSO perumahan di daerah Serpong.” Akan tetapi, diaTessa enggan membeberkan jumlah dan bentuk pemberian dana dari Sharif kepada Haniv. Dia mengklaim butuh persetujuan penyidik untuk mengungkap informasi tersebut kepada masyarakat. Dia hanya memastikan, penyidik memang menemukan aliran dana mencurigakan dari Sharif kepada Haniv.
8. JP Morgan: Aksi Jual Saham Bank Sudah Berlebihan
Aksi jual saham sektor perbankan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir dinilai telah berlebihan. Dalam riset terbarunya, JPMorgan menilai bahwa valuasi sejumlah bank besar Indonesia kini berada di bawah rata-rata historisnya, sementara fundamental mereka tetap solid. Analis JPMorgan, Harsh Wardhan Modi, menekankan, meskipun ada tekanan eksternal, prospek pemulihan saham-saham perbankan tetap terbuka.
JP Morgan mencatat bahwa tekanan terhadap sektor perbankan sebagian besar berasal dari faktor eksternal, seperti ketidakpastian global, tingginya suku bunga AS yang berdampak pada arus modal keluar dari pasar negara berkembang, serta tekanan likuiditas di pasar domestik. Namun, bank-bank besar Indonesia tetap memiliki pertumbuhan yang stabil dan profitabilitas yang tinggi, terutama dengan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang masih kompetitif di kawasan Asia Tenggara.
9. Senjakala Industri Smelter di RI Saat Booming Nikel Meredup
Pesatnya perkembangan industri hilirisasi nikel di Indonesia mulai menghadapi tantangan di tengah lonjakan produksi yang menyeret harga nikel turun serta kekurangan bijih yang memaksa banyak smelter untuk mengekang produksi. Booming nikel di Indonesia selama dekade terakhir telah mengguncang industri, mengejutkan banyak orang dengan kecepatan dan skalanya.
Tenaga listrik berbasis batu bara yang murah dan teknologi smelter dari China yang memanfaatkan cadangan nikel saprolite yang melimpah telah membantu Indonesia mengendalikan lebih dari setengah produksi nikel dunia — sebuah kemenangan bagi pemerintah Jakarta yang ingin meningkatkan manufaktur. Lonjakan tersebut mendorong penurunan harga nikel selama dua tahun yang telah melumpuhkan para pesaing global.
10. Harga Emas Kembali Trengginas, Pilih Jual atau Beli?
Pada awal pekan ini kebar kenaikan harga emas jadi salah satu yang menarik perhatian pembaca. Harga emas dunia di pasar spot sempat ditutup di US$2.891,6/troy ons, melesat 1,21% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Sepanjang 2025 (year-to-date), harga emas dunia terdongkrak 10,2%. Setahun ini, harga meroket 36,74%.
Per penutupan akhir pekan ini emas di pasar spot bertahan pada level US$2.909,1/troy ons, dikutip dari data Bloomberg. Laju emas tidak lepas dari update kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. Kondisi Ukraina juga dinanti pelaku pasar, dengan kondisi terkini memperlihatkan sinyal gencatan senjata bakal terjadi seperti permintaan Trump ke Vladimir Putin, Presiden Rusia.
(ibn/wep)






























