Aprobi mencatat, dengan target produksi B40 tahun ini sebanyak 15,6 juta kl, Indonesia membutuhkan bahan baku atau feedstock minyak sawit sebanyak 13,5 juta ton per tahun. Apabila pemerintah menargetkan produksi B50 sebanyak 19 juta kl, feedstock yang akan diperlukan mencapai 17—18 juta ton per tahun.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi membenarkan kapasitas terpasang biodiesel di Indonesia sebenarnya masih belum maksimal dari total produksi saat ini.
Jika pabrik beroperasi secara penuh, menurutnya, total produksi bisa mencapai 19 juta kl.
“Masih ada jeda 19% karena kapasitas maksimal mencapai 19 juta kl, sedangkan saat ini kita baru menggunakan 15,62 juta kl atau sekitar 81%. Ini wajar karena pabrik-pabrik masih perlu melakukan fine-tuning dan persiapan lainnya,” ujar Eniya dalam kegiatan Malam Apresiasi Stakeholder EBTKE Tahun 2024, akhir Desember.
Dia menekankan peningkatan kapasitas produksi menjadi keniscayaan. Terlebih, implementasi B40 mulai tahun ini merupakan salah satu cara untuk menekan impor solar. Selain peningkatan produksi, Kementerian ESDM juga memastikan kesiapan fasilitas pencampuran atau blending di berbagai titik suplai.
"Persiapannya yaitu peningkatan kapasitas dari operasional pabrik karena tadinya 70% menjadi 80% lebih. Rata-rata kita dapatkan 81%. Jadi kapasitas pabrik itu pasti naik," terangnya.
-- Dengan asistensi Sultan Ibnu Affan
(wdh)
































