Sementara ringgit masih melemah tipis 0,02%, bersama yuan offshore dan dolar Hong Kong 0,01%.
Sampai perdagangan Kamis lalu, rupiah spot telah mencetak kinerja lebih baik dengan penguatan 1,53% week-to-date, setelah pada pekan sebelumnya sempat terpuruk hingga 2,7%.
Bank Indonesia akan mengumumkan data posisi cadangan devisa Februari, setelah pada bulan sebelumnya angkanya memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa.
Posisi cadev pada Februari menjadi yang terakhir sebelum dimulainya kebijakan penempatan wajib Devisa Hasil Ekspor sebesar 100% selama 12 bulan di sistem perbankan dalam negeri.
Hari ini, BI juga akan menggelar lelang Sekuritas Rupiah (SRBI) di mana pada pekan lalu untuk pertama kali dalam delapan lelang, bunga SRBI dinaikkan.
Dari pasar global, pelaku pasar akan menunggu laporan pekerjaan AS, termasuk data penggajian bulan Februari, tingkat pengangguran serta perkembangan upah.
Selain itu, pidato Gubernur The Fed Jerome Powell akan ditunggu di acara University of Chicago Booth School of Business. Pada event tersebut, Gubernur The Fed John Williams dan Michelle Bowman juga dijadwalkan bicara.
Sebelum laporan pekerjaan dirilis, data dari perusahaan konsultan ketenagakerjaan Challenger, Gray & Christmas menunjukkan bahwa pada Februari terjadi PHK tertinggi sejak pertengahan 2020 lalu di AS, sebagian besar terjadi di instansi federal.
Rekrutmen tenaga kerja di sektor swasta AS juga melambat pada bulan lalu ke level terendah sejak Juli, terutama akibat pemangkasan tenaga kerja di sektor jasa, menurut laporan ADP Research yang dirilis sebelumnya.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah masih berpotensi melemah, dengan pelemahan terdekat menuju level Rp16.350/US$ yang menjadi support pertama. Support berikut ada di Rp16.400/US$.
Apabila kembali menembus dua support tersebut, rupiah bisa melemah lebih lanjut menuju Rp16.450/US$ sebagai support terkuat.
Jika nilai rupiah terjadi penguatan hari ini, resistance menarik dicermati pada kisaran p16.300/US$ dan selanjutnya Rp16.290/US$ di MA-50.
Rupiah sejatinya masih memiliki potensi penguatan optimis lanjutan seiring sentimen pasar ke resistance potensial ke level Rp16.250/US$ dan Rp16.180/US$ meski terbatas peluangnya.
Tarif AS ditangguhkan
Presiden AS Donald Trump memutuskan menunda pungutan atas barang-barang Meksiko dan Kanada, yang tercakup dalam kesepakatan perdagangan Amerika Utara, telah menyeret harga saham di Wall Street ke zona merah.
Ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan Trump yang silih berganti narasi, membuat para pelaku pasar terjerembab volatilitas harga.
Kebijakan yang tak pasti menyulitkan pasar menghitung dampak pada prospek inflasi di AS ke depan, berikut arah kebijakan bunga The Fed pada akhirnya.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent membantah bahwa kenaikan tarif akan memicu gelombang inflasi baru, dan menyarankan agar Federal Reserve memandangnya sebagai dampak yang hanya terjadi sekali saja.
Di sisi lain, ketegangan di Eropa meningkat menyusul rencana para pemimpin Eropa menaikkan belanja pertahanan karena perubahan sikap AS di Ukraina. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan, ia akan mengadakan pembicaraan perihal pemanfaatan kemampuan nuklir Prancis guna membela sekutu-sekutu di Eropa.
Itu dia katakan dalam upaya terbaru negara-negara di kawasan membangun keamanan strategis ketika AS mengurangi pengaruh di Benua Biru.
"Pencegah nuklir melindungi kita. Saya telah memutuskan untuk membuka perdebatan strategis tentang perlindungan, melalui alat pencegah kita bagi sekutu-sekutu kita di Benua Eropa," kata Macron.
Pernyataan itu dikeluarkan jelang pertemuan darurat para pemimpin Uni Eropa di Brussels Kamis kemarin untuk membicarakan Ukraina dan keamanan secara luas di Eropa.
(rui)





























