Kenaikan harga emas terjadi akibat prospek ekonomi global yang terancam. Amerika Serikat (AS) di bawah komando Presiden Donald Trump menggemakan kebijakan agresif dengan mengganjar tarif bea masuk yang lebih tinggi terhadap barang impor dari berbagai negara.
AS sudah mengenakan tarif bea masuk 25% bagi impor asal Kanada dan Meksiko. Sedangkan untuk impor dari China dikenakan tarif tambahan sebesar 10%.
Aksi balasan pun terjadi. Kanada mengumumkan pemberlakuan pungutan (levy) secara bertahap atas barang-barang impor dari AS senilai US$ 107 miliar. China pun melakukan hal serupa.
Sepertinya Perang Dagang dalam skala global menjadi sulit terhindarkan. Sikap proteksionistik akan membuat arus perdagangan dunia menjadi terhambat. Akibatnya, prospek pertumbuhan ekonomi pun menjadi samar-samar.
Dalam situasi tidak menentu seperti ini, emas memang bisa menjadi pilihan instrumen investasi yang tepat. Sebab, emas dikenal sebagai aset yang dipandang aman (safe haven asset).
Analisis Teknikal
Lalu bagaimana prediksi harga emas untuk hari ini? Berapa saja target yang mesti dicermati pelaku pasar?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas nyaman di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 60,75. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 47,54. Menghuni area jual (short) tetapi tidak terlampau kuat.
Hari ini, investor sepertinya perlu waspada dengan risiko penurunan harga emas. Maklum, kenaikan harganya sudah begitu tinggi. Tentu akan datang saatnya untuk masuk fase konsolidasi.
Cermati pivot point di US$ 2.914/troy ons. Jika tertembus, maka harga emas berisiko menguji support di kisaran US$ 2.910-2.902/troy ons.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 2.921/troy ons. Dari sini. target berikutnya ada di rentang US$ 2.928-2.942/troy ons.
(aji)




























