Naluri pasar itu kini terbukti benar dengan adanya perubahan dramatis dalam kontrol ketat Jerman terhadap pinjaman pemerintah. Itu juga tidak bisa dilepaskan sebagai bentuk respons terhadap keputusan Presiden AS Donald Trump yang ingin Rusia segera menyelesaikan perang di Ukraina. Langkah tersebut mendorong para pemimpin di Eropa bergerak cepat memobilisasi dana pertahanan lebih banyak untuk menghalau ancaman agresi Rusia.
Ada harapan rencana belanja Jerman itu bisa mendorong ekonomi di Eropa. Alhasil, nilai euro kemarin juga ikut melesat dengan kenaikan tiga hari terbaik sejak 2015. Saham di bursa Jerman juga melesat.
"Dari sisi kecepatan terjadinya hal ini maupun besarnya ekspansi fiskal yang diharapkan, mengingatkan kita pada reunifikasi Jerman, meski latar belakang kondisi geopolitik yang mendasari pergeseran kali ini jauh lebih tidak bersahabat dibanding 35 tahun lalu," kata Robin Winkler, Ekonom Deutsche Bank AG.
Blok Demokrat Kristen yang dipimpin Merz dan lawannya yakni Partai Sosial Demokrat, meluncurkan rencana untuk mendorong investasi ketimbang menunggu berbulan-bulan proses pembentukan koalisi pemerintahan.
Selain dana khusus senilai EUR 500 miliar atau setara US$ 538 miliar untuk infrastruktur, Pemerintah Jerman juga mengusulkan agar belanja pertahanan lebih dari 1% dari Produk Domestik Bruto dibebaskan dari batasan pinjaman yang diperbolehkan regulasi di negara tersebut, biasa disebut rem utang alias debt brake.
Yield Bund-10Y menyentuh 2,80%, level yang terakhir terlihat pada November 2023. Yield juga bergerak naik di negara Eropa lain, dari Prancis ke Italia juga Spanyol dengan kenaikan lebih dari 25 basis poin.
Mata uang euro menguat lebih dari 1% dan diperdagangan di atas US$ 1,07, pertama kali dalam empat bulan terakhir.
"Meski beberapa rencana ini mengalami perubahan selama tahap implementasi, jelas bahwa perubahan kebijakan itu bersifat lintas generasi," kata James Bilson, Fixed Income Strategist di Schroders.
"Kami melihat pergeseran penekanan ini tidak hanya penting bagi Jerman tapi juga membuka jalan bagi dorongan yang lebih besar dari negara-negara Zona Euro lain," katanya.
Langkah itu didukung oleh laporan Bloomberg pada Rabu yang menyebut Jerman meminta Uni Eropa untuk mereformasi peraturan fiskalnya guna memungkinkan negara-negara untuk melakukan pengeluaran pertahanan yang lebih besar tanpa melanggar peraturan anggaran blok tersebut.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen telah memiliki proposal pengajuan melalui pemberian pinjaman senilai EUR 150 miliar untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan dan melonggarkan aturan fiskal yang membatasi pengeluaran nasional.
"Rencana-rencana ini menggarisbawahi bahwa pemerintah memiliki pemikiran yang besar dan kapasitas pendanaan bisa dimaksimalkan ke batas maksimal dalam beberapa tahun mendatang," kata Head of Research Commerzbank AG Christoph Rieger.
Yield Bund telah meningkat lebih dari 40 basis poin pada tahun ini, lebih tinggi dibandingkan obligasi lain di kawasan tersebut.
Meski begitu imbal hasil obligasi Jerman tetap yang terendah dibanding negara-negara lain di Eropa yang mencerminkan kebijakan fiskal konservatif negara itu selama bertahun-tahun sehingga tumpukan utang mereka terbatas.
Meski terjadi volatilitas, Jerman berhasil menjual obligasi segar senilai EUR 6 miliar berdurasi 30 tahun melalui perbankan, pada Rabu kemarin.
Dorongan ekonomi
Salah satu efek samping dari rencana fiskal baru Jerman adalah ekonomi negeri tersebut bisa terdorong lebih kencang.
Keengganan pemerintah berbelanja sekian lama dianggap sebagai alasan pertumbuhan ekonomi nan lambat, terutama jika dibandingkan AS.
"Jerman telah melepaskan diri dari kebijakan fiskal yang dipaksakan sendiri dan berencana menerima pinjaman dalam skala yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun ini bukan penolakan terhadap utang seperti terlihat dalam bencana Truss [PM Inggris Liz Truss] atau kesulitan anggaran baru-baru ini di Prancis. Ini jelas dari asset swaps Jerman," kata Macro Strategist dari Bloomberg Simon White.
Pejabat bank sentral Eropa (ECB) mungkin akan membahas dampaknya terhadap prospek pertumbuhan serta inflasi kawasan itu pada pertemuan hari Kamis.
Para traders telah mengurangi taruhan mereka pada pemangkasan bunga acuan lebih lanjut. Pasar swap menyiratkan pemangkasan sebesar 67 basis poin pada akhir tahun, lebih kecil dibanding 84 basis poin sebelum ada pengumuman dari Jerman itu.
Prospek ekonomi yang membaik dan potensi pelonggaran moneter lebih sedikit telah mengerek permintaan terhadap euro. Hedge fund memasang taruhan bahwa harga valuta itu akan naik lebih dari 10% dalam beberapa bulan mendatang menjadi US$ 1,20 yang merupakan level terakhir terlihat pada 2021.
(bbn)






























