Obligasi Treasury turun tipis, meningkatkan imbal hasil obligasi 10 tahun AS tiga basis poin menjadi 4,28%, sedangkan obligasi Eropa anjlok.
Imbal hasil obligasi Jerman 10 tahun melonjak 30 basis poin, tertinggi sejak 1990, setelah calon kanselir, Friedrich Merz, menguraikan perombakan fiskal besar-besaran pada Selasa malam. Euro menguat ke level yang belum pernah terlihat sejak November.
Pergerakan tajam di Eropa terjadi ketika Jerman mengatakan akan menghabiskan ratusan miliar euro untuk investasi pertahanan dan infrastruktur dalam upayanya menjungkirbalikkan kontrol ketat terhadap pinjaman pemerintah.
Di Asia, data yang akan dirilis mencakup tingkat pengangguran di Filipina, inflasi di Vietnam, dan keputusan suku bunga di Malaysia.
Di China, para pejabat mengumumkan target ekspansi sekitar 5% untuk tahun 2025 pada sidang parlemen tahunan Rabu (5/3/2025), menandai pertama kalinya dalam lebih dari sedekade terakhir Beijing menetapkan target yang sama selama tiga tahun berturut-turut.
Presiden Xi Jinping mengisyaratkan tekad China untuk terus maju dengan target pertumbuhan yang ambisius tahun ini, meski ada perang dagang.
Lalu pada Kamis (6/3/2025) malam ini, Bank Sentral Eropa (ECB) dan mitranya di Turki akan mengumumkan keputusan suku bunga.
Data AS yang terbit pada Kamis, ialah klaim pengangguran awal menjelang angka payroll bulanan yang akan dirilis pada Jumat (7/3/2025).
Pedagang opsi memperkirakan S&P 500 akan bergerak 1,3% ke salah satu arah, yang akan menjadi yang terbesar untuk setiap hari kerja sejak bank regional bergejolak pada Maret 2023.
Harga acuan minyak dunia turun lebih dari 2% pada Rabu karena para pedagang menyeimbangkan dampak tarif AS terhadap permintaan, di mana OPEC+ memperkirakan bahwa hal tersebut bisa meningkatkan pasokan.
(bbn)































