Selain itu, pelaku pasar juga terus memantau situasi terkini, terutama di Amerika Serikat (AS). Terbaru, ada rilis data aktivitas manufaktur.
Institute of Supply Management (ISM) melaporkan, aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) di Negeri Paman Sam pada Februari ada di 50,3. PMI di atas 50 menandakan aktivitas yang masih berada di zona ekspansi.
Namun, PMI Negeri Adikuasa turun dibandingkan Januari yang sebesar 50,9. Pencapaian 50,3 juga lebih lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar yang memperkirakan di 50,5.
Perkembangan ini menjadi sinyal bahwa perekonomian AS ‘mendingin’. Artinya, perlu ada rangsangan termasuk dari sisi moneter.
Ada harapan bank sentral Federal Reserve akan melanjutkan pelonggaran moneter dengan menurunkan suku bunga acuan. Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
Analisis Teknikal
Lalu bagaimana dengan perkiraan harga emas hari ini? Berapa saja target yang mesti dicermati pelaku pasar?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas mantap di zona bullish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 56,09. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 21,57. Menempati area jual (short), bahkan sudah hampir mencapai titik jenuh.
Sepertinya harga emas masih berpotensi naik, meski relatif terbatas. Ada kemungkinan harga akan menguji resisten di rentang US$ 2.901-2.909/troy ons.
Adapun target support terdekat adalah US$ 2.883/troy ons. Jika tertembus, maka harga emas bisa turun ke arah US$ 2.871/troy ons.
(aji)





























