Rencana Trump merupakan bagian dari upaya yang sebelumnya diumumkan untuk memberlakukan tarif yang disebut "resiprokal" terhadap hampir semua mitra dagang AS, menurut seorang pejabat administrasi yang berbicara dengan syarat anonim sebelum pengumuman resmi.
AS telah memberlakukan tarif 25% pada semua impor baja dan aluminium, dan Trump mengatakan bahwa ia juga akan mengenakan bea pada berbagai sektor, termasuk otomotif, farmasi, semikonduktor, kayu, dan tembaga—semua dalam upaya yang ia sebut sebagai perlindungan terhadap industri AS dan dorongan bagi manufaktur Amerika.
Tarif pada impor produk pertanian akan berdampak pada pasar buah, sayuran, dan kacang-kacangan, yang biasanya menyumbang setidaknya setengah dari pengiriman hasil pertanian ke negara itu, menurut data USDA. Gula, kopi, kakao, dan produk tropis lainnya mencakup sekitar 15% dari impor.
AS juga telah mengimpor minyak goreng bekas dari China untuk membuat biofuel, sesuatu yang telah coba dibatasi oleh para legislator. Tarif yang dapat mencegah impor tersebut akan menjadi keuntungan bagi minyak kedelai produksi AS, dengan kontrak berjangka minyak kedelai di Chicago memangkas kerugian sebelumnya setelah unggahan Trump di media sosial.
"Semuanya masih spekulatif saat ini, tetapi kita bisa melihat minyak kedelai domestik sebagai pihak yang diuntungkan karena minyak goreng bekas dari China dan luar negeri akan menjadi sasaran," kata Daniel White, broker di Blue Line Futures.
"Impor kanola dari Kanada juga bisa terkena dampak. Kopi dan gula adalah produk pertanian lain yang kemungkinan mengalami kenaikan harga akibat tarif ini."
Meksiko mengirimkan produk pertanian senilai US$45,4 miliar ke AS pada 2023, mencakup sekitar 23% dari total impor dan menjadikannya pemasok terbesar bagi AS, menurut USDA. Kanada dan Uni Eropa secara gabungan mengirimkan hasil pertanian senilai US$73 miliar ke AS.
Ancaman terbaru Trump datang pada saat yang genting bagi ekonomi AS, dengan inflasi yang terus-menerus menjadi perhatian utama bagi masyarakat Amerika. Banyak ekonom mengatakan bahwa kenaikan pajak impor akan semakin meningkatkan harga, karena perusahaan akan membebankan biaya tambahan tersebut kepada konsumen.
Pemerintahan AS minggu lalu mengumumkan rencana untuk menginvestasikan US$1 miliar dalam strategi baru untuk mengurangi dampak flu burung, yang telah meningkatkan harga telur dan memperlambat produksi susu di seluruh AS—salah satu pendorong utama inflasi. Rencana tersebut mencakup impor antara 70 juta hingga 100 juta telur dalam satu atau dua bulan ke depan.
Meski begitu, Menteri Pertanian Brooke Rollins membela rencana Trump untuk menggunakan tarif guna melindungi kepentingan pertanian AS.
“Ide beliau dalam menggunakan tarif sebagai alat telah terbukti sangat sukses pada kali pertama. Saya tidak ragu itu akan berhasil lagi,” kata Rollins kepada wartawan minggu lalu di Gedung Putih.
Presiden juga mengumumkan pada Senin bahwa tarif 25% untuk produk dari Kanada dan Meksiko akan mulai berlaku pada Selasa. Tarif tersebut, serta tambahan bea 10% terhadap Tiongkok, merupakan upaya untuk memaksa ketiga negara—yang merupakan mitra dagang terbesar AS—untuk menindak peredaran fentanil ilegal dan migrasi.
“Saya benar-benar tidak tahu bagaimana kenaikan tarif akan membantu petani jagung dan kedelai AS, kecuali jika tarif ini menghasilkan kesepakatan Fase 1 baru seperti yang ditandatangani Trump dengan Tiongkok pada 2020,” kata Dan Basse, presiden perusahaan konsultan AgResource Co.
“Kesepakatan semacam itu akan sepenuhnya mengubah prospek pertanian AS dari bearish menjadi bullish, tetapi tampaknya masih jauh dari kenyataan, terutama karena Tiongkok telah mendiversifikasi pemasoknya dalam empat tahun terakhir.”
(bbn)































