Strategi Rasulullah dalam berdagang juga mencerminkan sikap inovatif dan fleksibel. Sebagai seorang trader, beliau tidak terpaku pada satu jenis usaha, tetapi menyesuaikan dengan kebutuhan pasar. “Rasulullah itu trader, hari ini beliau jual kurma, besok bisa jual minyak,” kata Deva. Hal ini menunjukkan bahwa seorang pebisnis harus selalu siap beradaptasi dan membaca peluang.
Dari prinsip-prinsip ini, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan bisnis Rasulullah tidak hanya bergantung pada strategi dagang yang cerdas, tetapi juga pada nilai-nilai spiritual yang kuat. Dengan menerapkan konsep kejujuran, keadilan, dan keberkahan dalam bisnis modern, para pengusaha dapat membangun usaha yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan wawasan mendalam mengenai inspirasi bisnis ala Nabi Muhammad SAW di era digital dan bagaimana Anda dapat menerapkannya dalam mengembangkan bisnis Anda. Saksikan episode Bloomberg Technoz Podcast - Ramadan Spark hanya di www.bloombergtechnoz.com.
(btp)






























