Logo Bloomberg Technoz

“Kami sekarang, dari seluruh produksi minyak yang tadinya itu diekspor, pada zaman kami sekarang, sudah enggak kita izinin ekspor. Nanti yang bagus, kita suruh blending [di kilang Pertamina].”

Dengan metode pembauran atau blending tersebut, Bahlil berharap minyak mentah produksi domestik, yang tadinya dianggap tidak sesuai dengan spesifikasi pengolahan kilang milik PT Pertamina (Persero), tetap dapat diolah di dalam negeri.

Dia menjelaskan metode tersebut dilakukan dengan mencampurkan antara minyak dengan kualitas bagus dengan ‘setengah bagus’. “Itu di-blending agar spek di refinery kita itu bisa masuk.”

Bahlil menggarisbawahi bahwa metode blending BBM di kilang minyak adalah hal yang diperbolehkan, selama kualitas dan spesifikasinya setara. Namun, metode ini tidak akan digunakan untuk BBM dengan research octane number (RON) tinggi seperti Pertama Turbo RON 98.

“Kalau itu beda lagi, itu kan ada RON 90, RON 92, 95, sampai 98. Ya bagus-bagus ini tidak mungkin dicampur, karena itu ada speknya kok. Tidak perlu khawatir,” tuturnya.

Simpang-siur dugaan pengoplosan Pertamax RON 92 dengan Pertalite RON 90 sebelumnya mencuat di tengah perkembangan kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di lingkungan subholding Pertamina.

Kasus yang disinyalir merugikan negara senilai Rp193,7 triliun itu telah menyeret 4 petinggi subholding Pertamina dan 3 broker sebagai tersangka.

Dalam pernyataan resminya, Pertamina menegaskan tidak melakuakn pengoplosan BBM Pertamax dan memastikan kualitas Pertamax sudah sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan pemerintah yakni RON 92.

“Produk yang masuk ke terminal BBM Pertamina merupakan produk jadi yang sesuai dengan RON masing-masing, Pertalite memiliki RON 90 dan Pertamax memiliki RON 92. Spesifikasi yang disalurkan ke masyarakat dari awal penerimaan produk di terminal Pertamina telah sesuai dengan ketentuan pemerintah,” ujar Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari, Selasa (25/2/2025).

Heppy melanjutkan, treatment yang dilakukan di terminal utama BBM adalah proses injeksi warna (dyes) sebagai pembeda produk agar mudah dikenali masyarakat. Selain itu juga ada injeksi additive yang berfungsi untuk meningkatkan performa produk Pertamax.

"Jadi bukan pengoplosan atau mengubah RON. Masyarakat tidak perlu khawatir dengan kualitas Pertamax," jelas Heppy.

(wdh)

No more pages