Logo Bloomberg Technoz

"DeepSeek itu kan dikembangkan oleh homegrown talent jadi memang talent yang tumbuh dan besar di China sendiri gitu ya tentu saja mereka belajar dari berbagai belahan dunia tetapi mereka kemudian membawa ilmu itu mengembangkannya dan memecahkan masalah-masalah kritikal yang ada di dalam pengembangan AI di China, sehingga dia bisa menghasilkan deepseek yang ternyata jauh lebih efisien gitu ya ketimbang yang konvensional yang dipakai seperti open AI gitu," jelasnya. 

"Karena tanpa ada digital talent yang kuat kita mungkin harus bekerja keras mendongkrak sektor ekonomi digital ini menjadi lebih baik jadi syaratnya memang harus digital talent ini kita punya lebih banyak dan lebih tangguh, lebih kuat gitu untuk bisa bersaing di pentas global ini," pungkasnya. 

Sebelumnya, Luhut mengaku berencana membuat model teknologi kecerdasan buatan seperti DeepSeek versi Indonesia. Luhut berpandangan di tengah perkembangan teknologi kecerdasan buatan yang berkelanjutan, Indonesia menurutnya mampu mengembangkan potensi pembutan AI seperti DeepSeek karena memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni. 

"Sekarang kami juga menyiapkan tim kami untuk membuat, untuk membangun DeepSeek kami sendiri," ungkap Luhut dalam agenda Indonesian Business Council (IBC) di Jakarta, dikutip Rabu (19/2/2025). 

Luhut menerangkan bahwa dirinya juga telah menyampaikan hal ini kepada Presiden Prabowo Subianto terkait pengembangan AI ini. Meski Prabowo sempat mempertanyakan kesuksesan Indonesia dalam mengembangkan DeepSeek versi Indonesia, tetapi Luhut menegaskan jawaban tersebut tidak akan terjawab bilamana tidak mencobanya. 

Terlebih biaya pengembangan DeepSeek juga diketahui tidak memakan biaya banyak. 

"Kalau kita tidak mencoba, bagaimana kita tahu? [Jadi] Mari kita coba. Tidak mahal kok, sebenarnya kita bisa melakukannya, karena di Indonesia banyak sekali orang pintar. Seperti yang saya sebutkan, e-katalog, Simbara, ini dibuat oleh anak muda Indonesia," tegas Luhut. 

"Kalau yang ini berhasil, kenapa tidak bisa ke yang ini? Kalau belum berhasil, kita tingkatkan. Jadi ini harus kita dukung, kita harus bekerja sama," ungkapnya. 

DeepSeek sendiri merupakan perusahaan AI asal China yang didirikan pada tahun 2023 di Hangzhou oleh Liang Wenfeng. Perusahaan ini mengembangkan model bahasa besar (LLM) open-source yang dirancang untuk menyaingi model-model terkemuka, seperti ChatGPT dari OpenAI.

DeepSeek-R1 diklaim memiliki kinerja setara dengan model terkemuka lainnya, tetapi biaya pengembangannya jauh lebih rendah.

Model ini dikembangkan dengan anggaran sekitar US$6 juta (sekitar Rp97 miliar), jauh lebih sedikit dibandingkan dengan ratusan juta hingga miliaran dolar yang dihabiskan oleh pesaing, seperti OpenAI dan Anthropic.

(ain)

No more pages