Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto baru saja melantik guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB) Brian Yuliarto sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Dikti Saintek). Dia menggantikan seniornya, Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Sebagai guru besar, Brian sudah beberapa kali menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia terakhir kali menyerahkan laporan tersebut pada 2023 dengan nilai mencapai Rp18,6 miliar.
Berdasarkan dokumen tersebut, guru besar fakultas teknologi industri ITB tersebut memiliki delapan aset tanah dan bangunan senilai Rp18 miliar; separuh di antaranya berasal dari hibah tanpa akta. Lokasinya tersebar di wilayah Kota Bandung, Bekasi, Karawang, dan Kendal.
Dia juga melaporkan hanya punya satu kendaraan yaitu Mobil Honda CR-V 2018 dengan nilai Rp170 juta. Selain itu, dia juga mencatatkan adanyaharga bergerak lainnya senilai Rp235,6 juta.
Sementara harta dalam bentuk kas dan setara kas milik Brian, tercatat senilai Rp160 juta. Selain itu, Brian tercatat tidak memiliki harta lainnya dan hutang sehingga total kekayaanya senilai Rp18,6 miliar.
Brian sendiri merupakan guru besar fakultas teknologi industri di ITB. Dia mendalami bidang Teknologi Nano dan Kuantum. Brian tercatat menempuh pendidikan S1 di Jurusan Teknik Fisika ITB pada 1999.
Dia kemudian menempuh pendidikan S2 dan S3 di Jurusan Quantum Engineering and System Science Department, University of Tokyo sejak 2005.
Brian sempat turut maju sebagai bakal calon rektor ITB periode 2025-2030. Sebelum itu, dia menjabat sebagai dekan fakultas teknologi industri di ITB pada 2022-2024. Saat ini, dia tercatat masih menjabat sebagai Visiting Professor Tsukuba University sejak 2021.
Sebelum itu, Brian juga pernah menjadi Kepala Research Center on Nanoscience and Nanotechnology ITB pada 2019–2020. Dia juga sempat menjabat Kepala Program Studi Teknik Fisika ITB pada 2016–2020, Ketua KK AFM FTI ITB periode 2018–2020, dan Kepala Lembaga Kemahasiswaan ITB pada 2010–2016.
Dia kemudian menjadi penerima Habibie Prize 2024; World’s Top 2% Scientist pada 2024; Top 1 Indonesia Researcher Nanoscience and Nanotechnology 2023; serta Peneliti Terbaik ITB 2021.
Selain itu, dia juga sempat menjadi Ketua Tim Penyusun KEK JIIPE dan KEK Patimban, dan anggota Komite Perencana BAPPEDA Jawa Barat 2012–2016.
(azr/frg)