"[Seperti] Mobil menggantikan kuda, tetapi kemudian muncullah profesi pengemudi mobil. Di China, kita memiliki e-commerce, yang telah menciptakan lebih dari 10 juta lapangan pekerjaan di bidang pengiriman. Ini adalah bukti bagaimana teknologi dapat menciptakan peluang kerja baru."
Sehingga, dengan adanya perkembangan ini, Xiadong mengajak masyarakat untuk tidak takut terhadap perubahan yang dibawa oleh AI. Menurutnya, yang terpenting adalah bagaimana manusia dapat memahami dan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan peluang baru.
"Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa masyarakat memahami bahwa teknologi baru dapat memberikan peluang bagi mereka. Jadi, jangan khawatir," pungkasnya.
Sekadar catatan saja, Indonesia menjadi negara ketiga terbanyak di dunia yang menggunakan AI. Sekitar 1,4 miliar pengguna diketahui memanfaatkan berbagai macam platfrom berbasis kecerdasaan buatan tersebut, dan 87% di antaranya adalah pelajar.
"Menurut survei dari Tirto dan Jakpat, 87% pelajar Indonesia menggunakan AI untuk mengerjakan tugas mereka. Ini yang perlu jadi catatan," kata Menteri Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) Meutya Hafid.
Meutya juga menyebut AI tidak akan mengurangi peran manusia meski telah banyak membantu. Peran AI justru sebaliknya, akan banyak bermanfaat bagi manusia. Adapun dalam pandangannya, AI disebut dapat menggantikan 85 juta pekerjaan pada 2025, sekaligus secara bersamaan menciptakan 90 juta pekerjaan baru.
(ain)

































