Logo Bloomberg Technoz

Kedua adalah permintaan yang sepertinya masih lemah. Sejumlah perusahaan kargo memperkirakan ekspor produk minyak sawit Malaysia pada 1-15 Februari ambruk 12,3-19,9% dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya.

Ketiga adalah rencana India untuk menaikkan pungutan impor minyak nabati. India adalah importir CPO terbesar dunia. Saat India menaikkan pungutan impor, maka dikhawatirkan permintaan akan turun sehingga mempengaruhi harga.

Perkebunan kelapa sawit di Johor, Malaysia./Bloomberg-Aparna Nori

Analisis Teknikal

Lantas bagaimana ‘ramalan’ harga CPO untuk hari ini? Apakah masih kuat menanjak atau justru meluncur turun?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO masih bertahan di zona bullish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 56. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Sementara indikator Stochastic RSI berada di 76. Menempati area beli (long) yang bahkan cukup kuat.

Namun sepertinya ada kemungkinan harga CPO akan terkoreksi. Sebab, harga komoditas ini memang sudah naik lumayan tinggi. Dalam sebulan terakhir, harga CPO melesat hampir 8%.

Hari ini, rasanya harga CPO akan menguji support di MYR 4.498/ton yang merupakan Moving Average (MA) 10. Jika tertembus, maka MA-20 d9 MYR 4.370/ton bisa menjadi target berikutnya.

Adapun target resisten ada di MYR 4.588/ton. Penembusan di titik ini berpotensi mengerek harga CPO menuju MYR 4.758/ton.

(aji)

No more pages