Logo Bloomberg Technoz

Emas menjadi primadona karena statusnya sebagai aset yang dipandang aman (safe haven asset). Investor mencemaskan kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS) di bawah komando Presiden Donald Trump.

Teranyar, Trump berencana menerapkan tarif bea masuk resiprokal atas impor yang masuk ke Negeri Paman Sam. Tarif akan ditentukan dari seberapa besar AS menderita defisit perdagangan dari negara terkait.

“Genderang ancaman tarif Presiden Trump terus bertabuh,” ujar Manav Modi, Analis Motilal Oswal Financial Services Ltd, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Harga Emas di Pasar Spot (Sumber: Bloomberg)

Analisis Teknikal

Lalu bagaimana proyeksi harga emas hari ini? Apakah bisa naik lagi dan mencetak rekor tertinggi?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih bertengger di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 67,29. 

RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. RSI emas juga sudah di bawah 70, yang berarti sudah tidak jenuh beli (overbought).

Sementara indikator Stochastic RSI ada di 17,49. Menghuni area jual (short), yang bahkan lumayan kuat.

Oleh karena itu, masih ada risiko harga emas akan terpangkas. Maklum, kenaikannya memang sudah begitu tajam sehingga perlu koreksi sehat.

Ada kemungkinan harga emas akan menguji Moving Average (MA) 10 di US$ 2.888/troy ons. Jika tertembus, maka MA-20 di US$ 2.834/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Sedangkan ruang kenaikan sudah sangat terbatas. Target resisten akan ada di rentang tipis yaitu US$ 2.899-2.902/troy ons.

(aji)

No more pages