Sherif Tarek - Bloomberg News
Bloomberg, Pendukung kelompok Hizbullah memblokir pintu masuk Bandara Internasional Rafic Hariri di Beirut serta jalan-jalan sekitarnya setelah otoritas Lebanon melarang pendaratan sebuah pesawat asal Iran.
Aksi ini terjadi sehari setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menuduh Hizbullah, yang didukung Iran, serta Pasukan Quds—salah satu unit dalam Korps Garda Revolusi Islam Iran—menggunakan penerbangan sipil tujuan Beirut untuk menyelundupkan uang.
Para pengunjuk rasa, beberapa di antaranya membawa poster bergambar dan slogan mendukung mendiang pemimpin Hassan Nasrallah, membakar ban, menyebabkan kemacetan di sekitar bandara. Tentara Lebanon turun tangan untuk membubarkan massa dan membuka kembali akses ke bandara, menurut laporan kantor berita negara NNA.
Nasrallah tewas dalam serangan udara Israel pada September lalu.
Pesawat Iran tersebut mengangkut warga Lebanon yang baru saja berziarah ke situs-situs suci di Iran. Menurut NNA, pesawat itu tidak jadi lepas landas, dan para penumpangnya masih tertahan di Teheran.
Otoritas penerbangan Lebanon menjelaskan bahwa penerbangan tersebut, bersama sejumlah penerbangan lainnya, mengalami penundaan akibat pemberlakuan langkah-langkah keamanan baru yang membutuhkan waktu bagi maskapai untuk mematuhinya. NNA melaporkan bahwa penerbangan Iran tersebut dijadwalkan ulang pada 18 Februari.
Sementara itu, maskapai penerbangan nasional Lebanon, Middle East Airlines, tengah menyiapkan penerbangan baru untuk membawa pulang warga Lebanon dari Teheran pada Kamis malam.
Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah telah berlangsung sejak November lalu setelah perundingan yang dimediasi oleh Amerika Serikat. Kesepakatan ini menyusul konflik lintas perbatasan yang menewaskan ribuan orang dan membuat lebih dari satu juta orang mengungsi.
(bbn)