Dukung PLTU, Bahlil Beber Beban Biaya Jika RI Tinggalkan Batubara
Redaksi
12 February 2025 12:00

Bloomberg Technoz, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengisyaratkan pemerintah masih akan terus mengandalkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara sebagai penopang kedaulatan energi nasional.
Bahlil juga menolak anggapan bahwa batu bara merupakan sumber energi kotor. Batu bara, menurutnya, bisa disulap menjadi bersih dengan cara menangkap emisi karbonnya untuk dimasukkan ke dalam fasilitas tangkap-simpan karbon atau carbon capture storage (CCS).
Tidak hanya itu, biaya listrik dari pembangkit batu bara juga sangat murah sehingga tidak ada alasan bagi Indonesia untuk menggantikan PLTU sepenuhnya dengan pembangkit-pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT).
Dia menggambarkan biaya listrik per 1 kWh dari batu bara hanya sekitar 5—6 sen, tetapi biaya listrik dari EBT bisa mencapai 9,5—10 sen, bahkan 11 sen.
“Saya menghitung kalau kita pakai gas, 1 GW listrik dengan memakai gas, biaya kemahalannya antara gas dengan batu bara per tahun kurang lebih sekitar Rp5 triliun—Rp6 triliun,” kata Bahlil di sela Mandiri Investment Forum, dikutip Rabu (12/2/2025).
