Logo Bloomberg Technoz

Selain itu, BRI juga berupaya menekan biaya operasional dengan meningkatkan efisiensi berbasis digital. Perusahaan berharap cost-to-income ratio bisa dijaga di kisaran 42%-44%.

Sunarso menambahkan, guidance tersebut dinilai sudah prudent mempertimbangkan situasi saat ini.

"Berbagai kebijakan proteksi dan tarif yang diterapkan AS terhadap China, Meksiko, dan Kanada berpotensi memperburuk perang dagang. Ini bisa meningkatkan tekanan terhadap arus barang dari luar ke Indonesia, dan kita harus menjaga agar dampaknya tidak mengganggu lapangan kerja di dalam negeri," jelas Sunarso.

Dari sisi permodalan, BRI menegaskan bahwa kapasitasnya masih sangat kuat untuk menopang ekspansi bisnis dalam beberapa tahun ke depan. "Dengan CAR sebesar 26%, kami masih memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh. Bahkan, hingga lima tahun ke depan, BRI tidak perlu tambahan modal baru," imbuh Sunarso.

(dhf)

No more pages