Logo Bloomberg Technoz

Amblesnya IHSG yang begitu dalam merupakan efek secara langsung dari turunnya sejumlah saham Big Caps. Berikut diantaranya berdasarkan data Bloomberg.

  1. Barito Renewables Energy (BREN) menekan 37,81 poin
  2. Bank Central Asia (BBCA) menekan 11,45 poin
  3. Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) menekan 9,46 poin
  4. Bank Mandiri (BMRI) menekan 8,99 poin
  5. Telkom Indonesia (TLKM) menekan 8,15 poin
  6. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menekan 4,64 poin
  7. Sinar Mas Multiartha (SMMA) menekan 4,14 poin
  8. Astra International (ASII) menekan 3,64 poin
  9. GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) menekan 2,21 poin
  10. Bumi Resources Minerals (BRMS) menekan 2,08 poin

Adapun saham-saham energi juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) drop 9,94% dan saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) juga terjebak di zona merah dengan ambles 5,51%.

Disusul oleh pelemahan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang terjun bebas 4,59%, saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) anjlok 3,51%, dan saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) yang melemah 3,08%.

Ambrolnya IHSG pagi hari ini tergencet isu perang tarif yang digelorakan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang makin memanas.

Ketidakpastian global kembali menyengat pasar saham menyusul pernyataan Trump yang berniat mengumumkan pengenaan tarif impor sebesar 25% untuk semua impor baja dan alumunium pada Senin waktu setempat atau nanti malam waktu Indonesia Barat, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

Presiden AS Donald Trump. (Bloomberg)

Yang membuat pasar makin gelisah adalah, tarif itu akan dikenakan universal alias ke semua negara. Meski Trump belum menyebutkan kapan persisnya bea masuk baru itu akan diberlakukan, akan tetapi kebijakan itu jelas akan berdampak besar karena konsumsi baja negeri adidaya itu cukup besar, mencapai 93 juta ton pada tahun 2023.

Analis Phintraco Sekuritas menyebut, peningkatan uncertainty risk global di atas berpotensi memicu capital outflow lanjutan dari Pasar Modal Indonesia.

Selain itu, ada kekhawatiran inflasi AS akan kembali bangkit menyusul laporan pekerjaan pada pekan lalu yang kuat. Tingkat Pengangguran AS turun jadi 4%, sementara non-Farm Payrolls pada November dan Desember direvisi jadi lebih besar. Di sisi lain, pertumbuhan rata-rata upah per jam juga meningkat pada Januari lalu. 

Kondisi-kondisi tersebut memicu lonjakan inflasi global.

“Kekhawatiran akan tensi tariff dagang yang akan meningkat, data tenaga kerja di US yang kuat mengindikasikan The Fed untuk mempertahankan suku bunga nya, yield obligasi US 10Y terjadi kenaikan,” sebut Panin Sekuritas dalam riset terbarunya pagi ini.

Sentimen-sentimen itu turut mendorong capital outflow investor asing yang masih akan membayangi IHSG.

(fad)

No more pages