Logo Bloomberg Technoz

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,94% sepanjang tahun lalu. Peningkatan ini tercermin dari kenaikan okupansi hotel dan jumlah penumpang di berbagai moda transportasi. 

Sementara itu, konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh 12,48% sepanjang 2024. Peningkatan ini didorong oleh aktivitas terkait penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada serentak 2024, serta berbagai ajang olah raga. 

Sepanjang 2024, konsumsi pemerintah tumbuh 6,61%, tercermin dari peran belanja negara yang optimal sebagai peredam gejolak untuk menjaga konsumsi masyarakat, menjaga stabilitas ekonomi, dan mendukung agenda pembangunan.

"Realisasi belanja negara tersebut memberikan efek berlapis bagi perekonomian, baik terhadap aktivitas dunia usaha maupun konsumsi masyarakat, melalui kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan perlinsos," kata Sri Mulyani.

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi tercatat tumbuh 4,61% sepanjang 2024. Kinerja pertumbuhan ini melanjutkan tren penguatan yang konsisten dalam kurun empat tahun terakhir. 

Stabilitas ekonomi-politik serta dukungan kebijakan fiskal dan moneter diklaim meningkatkan kepercayaan investor dan realisasi investasi di berbagai sektor, termasuk hilirisasi. Hal ini terlihat dari realisasi investasi asing dan investasi dalam negeri yang tumbuh 20,82% dengan total nilai Rp1.714 triliun, lebih dari target yang ditetapkan.

Kinerja Ekspor secara tahunan tumbuh 6,51% pada 2024, ditopang oleh meningkatnya ekspor barang dan ekspor jasa. Di sisi lain, kinerja impor--sebagai komponen pengurang pertumbuhan ekonomi-- tumbuh 7,95%, atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekspor.

Ke depan, menurut Sri Mulyani, peran APBN sebagai perendam guncangan akan terus dioptimalkan melalui berbagai strategi kebijakan pemerintah. Keberlanjutan upaya penguatan fundamental ekonomi terus dilakukan, antara lain melalui transformasi ekonomi, penguatan ketahanan pangan, pengembangan energi terbarukan, hilirisasi, peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta perbaikan iklim investasi dan bisnis. 

(lav)

No more pages