Logo Bloomberg Technoz

Sejalan dengan Darryl, Anthony Tjajadi, Partner di Trihill Capital, juga mengingatkan bahwa mengejar status unicorn bukanlah tujuan utama dalam membangun bisnis. Ia menekankan bahwa keberlanjutan dan profitabilitas jauh lebih penting dibandingkan sekadar mengejar valuasi tinggi.

Anthony juga menilai bahwa ekosistem startup di Indonesia belum cukup matang untuk melahirkan unicorn dalam jumlah besar.  Alih-alih fokus mengejar valuasi tinggi, Anthony menyarankan para founder untuk membangun bisnis yang berkelanjutan dengan pertumbuhan yang realistis.

"Ekosistem kita sendiri belum cukup matang untuk memungkinkan hal tersebut terjadi dengan mudah. Akibatnya, kita malah melihat banyak perusahaan yang dipaksakan untuk mencapai valuasi 1 miliar dolar atau menjadi unicorn, yang pada akhirnya justru berujung pada hal-hal yang tidak sehat. Lebih baik membangun perusahaan secara berkelanjutan, tumbuh sesuai dengan kapasitas, dan realistis dengan apa yang bisa dicapai," ungkap Anthony. 

Melihat perkembangan ekosistem startup di Indonesia, para investor sepakat bahwa kemungkinan lahirnya unicorn baru masih ada, tetapi tidak semudah beberapa tahun lalu. Para pendiri startup kini harus lebih fokus membangun fundamental bisnis yang kuat, bukan sekadar mengejar pertumbuhan agresif.

"Serius, berapa banyak perusahaan yang bisa mencapai valuasi 100 juta dolar? Tidak perlu berlebihan dan terobsesi menjadi unicorn. Semua ingin menjadi unicorn, tetapi itu bukan satu-satunya ukuran kesuksesan," tegasnya.

(prc/del)

No more pages