Secara terpisah, Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,03% terjadi akibat tertahan oleh net-ekspor.
Padahal, dua motor pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran seperti konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada 2024 tumbuh lebih baik dibandingkan 2023. Sebagai gambaran, pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh 4,94% (yoy) dibandingkan 4,82% (yoy) pada 2023. Selain itu, PMTB tumbuh 4,61% (yoy) dibandingkan 3,76% (yoy).
"Ini salah satu faktor yang agak menahan dari pertumbuhan [ekonomi] lebih tinggi," ujar Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers.
Kendati demikian, pertumbuhan net-ekspor negatif dan memberikan sumbangan -0,01% terhadap pertumbuhan ekonomi.
Namun, secara nilai, net ekspor tetap positif. Dari sisi nilai PDB atas dasar harga konstan (ADHK) pada kuartal IV-2024, ekspor barang dan jasa mencapai Rp829 triliun dan impor barang dan jasa Rp692 triliun.
Pada triwulan IV-2024, net ekspor Rp137 triliun, lebih rendah dibandingkan Rp144,53 triliun. Secara total, net ekspor ADHK 2024 sebesar Rp513,7 triliun, lebih rendah dari Rp514,36 triliun pada ADHK 2023.
(lav)































