"Perseroan ingin memberikan klarifikasi bahwa tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger sebagaimana telah diberitakan di media massa," ujar Corporate Secretary GoTo, RA Koesoemohadiani, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Lebih lanjut, Koesoemohadiani menambahkan bahwa rumor merger serupa telah beredar dari waktu ke waktu dalam beberapa tahun terakhir, namun tidak pernah terbukti kebenarannya.
"Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu dalam beberapa tahun terakhir dan berita-berita tersebut adalah berdasarkan spekulasi," imbuhnya.
GoTo juga memastikan bahwa isu merger ini tidak mempengaruhi kegiatan operasional maupun kelangsungan bisnis perusahaan.
"Berita yang beredar di media massa tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha perseroan," jelas Koesoemohadiani.
Dengan bantahan resmi dari GoTo, spekulasi mengenai kemungkinan merger dengan Grab masih belum memiliki kepastian. Namun, pasar akan terus mencermati perkembangan lebih lanjut terkait isu ini, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap industri teknologi dan transportasi di Asia Tenggara.
Menyusul pemberitaan tersebut, saham GOTO mengalami kenaikan 3,7% menjadi 84 per lembar pada perdagangan Selasa (4/2/2025), mencatat kenaikan 5 persen dalam sepekan terakhir.
(dhf)