Trump juga mengatakan kepada wartawan bahwa AS akan "melakukan sesuatu yang sangat substansial" dengan tarif yang menargetkan Uni Eropa.
Komentar Trump menunjukkan bahwa meski pemberlakuan tarif pada mitra dagang terbesar AS dimulai Sabtu, ia menyiapkan tarif lebih luas ke negara-negara lain yang sering disebutnya, termasuk Uni Eropa dan juga sektor komoditas dan teknologi.
Harga minyak naik pada perdagangan akhir setelah komentar Trump. West Texas Intermediate (WTI) naik ke US$73,33 pada pukul 16.00 di New York setelah sebelumnya US$72,53. Harga tembaga berjangka di New York sempat meningkat hari itu.
Trump mengatakan tarif mendatang akan menambah pengenaan tarif yang sudah ada. Namun, ia juga memberi sinyal akan menurunkan tarif minyak yang direncanakan berlaku pada Sabtu. Trump berjanji memasang tarif 25% pada Kanada dan Meksiko, serta tarif 10% untuk China.
"Saya mungkin akan mengurangi sedikit tarif untuk [minyak] itu. Kami pikir kami akan menurunkannya menjadi 10%," ungkap Trump, sembari menambahkan bahwa tarif lebih lanjut yang menargetkan minyak dan gas mungkin diberlakukan pada 18 Februari.
Trump sebelumnya menjanjikan tarif sektoral — pada cip, farmasi, baja, aluminium, dan tembaga — demi membentuk kembali rantai pasokan dan memaksa produsen mengalihkan produksi ke AS, tetapi belum menentukan kapan tarif itu berlaku. Pernyataannya ini mengindikasikan bahwa presiden bergerak cepat memasang tarf itu.
Kekhawatiran Harga
Ancaman tarif bisa meluas. Trump juga telah memerintahkan laporan, yang akan dirilis pada 1 April, tentang masalah dan tarif perdagangan secara keseluruhan, yang bisa memicu pungutan baru atau keluar dari pakta perdagangan kontinental yang dinegosiasi ulang dengan Kanada dan Meksiko pada masa jabatan pertamanya.
Pemerintahan Trump juga sedang menyelidiki apakah China mematuhi kesepakatan dagang yang dicapai pada periode pertamanya, yang menjadi landasan atas penerapan tarif terhadap negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
"Hubungan ekonomi China-AS pada dasarnya saling menguntungkan. Jika ada perbedaan dan gesekan di antara keduanya, hal itu harus diselesaikan melalui dialog dan konsultasi," kata Liu Pengyu, juru bicara Kedutaan Besar China di Washington.
"Tidak ada pemenang dalam perang dagang atau perang tarif, yang tidak menguntungkan kedua belah pihak maupun dunia."
Para ekonom memperingatkan bahwa tarif akan meningkatkan biaya bahan impor yang digunakan produsen AS, menaikkan harga bagi konsumen Amerika yang sudah resah dengan inflasi, dan mengurangi arus perdagangan global.
Meski begitu, Trump sangat percaya diri bahwa tarif akan membawa kebangkitan manufaktur dalam negeri. Ia bahkan telah menggembar-gemborkan tarif sebagai sumber pendapatan karena ia berusaha memperbarui dan memperluas pemotongan pajak yang akan berakhir masa berlakunya, serta menyetujui sejumlah kredit dan tunjangan lainnya.
Trump mengaku tak khawatir atas peringatan para ekonom bahwa tarif akan melambungkan harga, yakni kekhawatiran bagi para pemilih yang membantunya kembali ke Gedung Putih pada Pemilu November lalu.
"Tarif tidak menyebabkan inflasi," tegas Trump.
'Tembok Tarif'
Trump mengibaratkan hambatan dagang sebagai tembok fisik — mirip dengan yang dia perjuangkan di sepanjang perbatasan AS-Meksiko pada masa jabatan pertamanya dan ingin melanjutkan pembangunannya kali ini.
"Kami akan memasang tarif farmasi untuk mengembalikan industri kami. Kami ingin membawa farmasi kembali ke negara ini, dan cara Anda membawanya kembali ke negara ini ialah dengan membangun tembok — dan tembok itu adalah tarif," kata Trump.
Putusan Trump mengenai apakah akan melanjutkan tarif besar-besaran, yang ia jadikan inti kampanye kepresidenannya pada 2024, telah diawasi secara ketat oleh pasar yang gelisah akibat ketidakpastian tindak lanjut dari janji-janjinya atau pungutan tersebut hanya digunakan untuk membawa mitra dagang ke meja perundingan.
Beberapa pemimpin bisnis dan politik telah menaruh harapan bahwa Trump akan mengambil sikap yang lebih moderat dalam hal tarif begitu ia mulai menjabat sebagai presiden.
(bbn)
