Menariknya di tengah tren menguatnya pasar smartphone premium di India, Vivo berhasil merebut posisi puncak dalam hal volume pengiriman dengan pertumbuhan 16% yoy, didukung oleh jaringan offline yang kuat serta performa submerek iQOO.
Xiaomi mengamankan posisi kedua dengan pertumbuhan 6% YoY, bangkit setelah penurunan selama dua tahun berturut-turut.
Sebaliknya, Samsung merosot ke posisi ketiga karena strategi yang lebih fokus pada perangkat bernilai tinggi, sehingga mengorbankan dominasi di segmen harga lebih rendah. Meski begitu, seri premium Samsung, terutama Galaxy S series, tetap mempertahankan daya tariknya di segmen flagship.
OPPO mengalami penurunan 10% yoy akibat tantangan produk dan distribusi di awal tahun, tetapi mulai bangkit dengan peluncuran seri K dan A yang diperbarui.
Di samping itu, India juga mengalami lonjakan signifikan dalam adopsi teknologi 5G. Penetrasi pengiriman smartphone 5G mencapai 78% pada tahun 2024, berkat ketersediaan chipset 5G di perangkat entry-level. Dalam persaingan chipset, MediaTek memimpin dengan pangsa pasar 52%, diikuti oleh Qualcomm dengan 25%.
Ke depan, volume pasar smartphone India pada 2025 diperkirakan akan tumbuh dalam persentase satu digit, sementara nilai pasar diproyeksikan mencapai rekor tertinggi baru.
Tren premiumisasi akan terus menjadi motor utama pertumbuhan, didorong oleh inovasi seperti kecerdasan buatan generatif (GenAI), teknologi audio-visual canggih seperti Dolby Vision dan Dolby Atmos, serta pengalaman pengguna yang semakin dipersonalisasi.
(ain)
































