Logo Bloomberg Technoz

Di pasar luar negeri, kontrak Non Deliverable Forward (NDF) rupiah sore ini juga melemah di kisaran Rp16.262/US$, seperti ditunjukkan oleh data realtime Bloomberg.

Rupiah ditengarai terseret efek tunda dari gejolak pasar global yang terjadi pada awal pekan ini ketika dolar AS melesat di pasar global akibat vonis tarif impor 25% pada Kolombia yang dijatuhkan oleh Donald Trump, Presiden AS.

Pada perdagangan Senin lalu, mayoritas mata uang Asia memang ambles oleh dolar AS di kala pasar domestik tutup karena libur peringatan Isra Miraj. 

Menurut Bank Indonesia, pelemahan rupiah hari ini merupakan cerminan adanya repricing setelah libur panjang bursa di Indonesia selama tiga hari. "Adanya repricing pasca libur panjang di Indonesia karena di negara lain ada yang tidak libur," kata Direktur Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia Fitra Jusdiman pada Bloomberg Technoz.

Bila dibandingkan kinerja dalam empat hari perdagangan pekan ini, jelas BI, semua mata uang Asia memang melemah meski rupiah memang yang paling dalam pelemahannya. Mengacu data Bloomberg, pada periode empat hari perdagangan spot pekan ini, rupee juga tergerus 0,44% pada periode tersebut, disusul oleh ringgit 0,39%, dolar Singapura 0,28%, yuan offshore 0,25%, baht 0,20% dan dolar Hong Kong serta yuan Tiongkok turun 0,05%.

IHSG rontok

Rupiah juga tertekan oleh arus jual di pasar saham hari ini. IHSG ambles lebih dari 1% mengekor kejatuhan Wall Street pada Senin lalu akibat kemunculan Deep Seek, teknologi kecerdasan buatan bikinan Tiongkok yang merontokkan nilai pasar saham teknologi raksasa AS, Nvidia.

Pasar domestik hari ini juga terbebani sinyal terbaru dari hasil pertemuan bank sentral AS, FOMC Federal Reserve, yakni bahwa prospek penurunan bunga acuan ke depan sepertinya agak sulit.

Di pasar surat utang, sampai jelang penutupan pasar, mayoritas tenor masih melanjutkan kenaikan harga terindikasi dari yield yang turun. Namun, tenor pendek 2Y naik ke 6,848% menurut data OTC Bloomberg.

Sementara tenor 5Y juga naik ke 6,853% dan tenor 10Y turun ke 6,978%.

-- update penjelasan Bank Indonesia.

(rui)

No more pages