Logo Bloomberg Technoz

Biodiesel memiliki viskositas yang lebih tinggi dan bisa mengakibatkan penurunan efisiensi pembakaran serta potensi masalah pada sistem penyemprotan bahan bakar.

Untuk itu, pastikan mesin dalam kondisi baik dan rutin melakukan perawatan. Penggunaan filter bahan bakar yang kompatibel juga dapat membantu meningkatkan performa mesin. 

Selain itu, memantau kualitas biodiesel yang digunakan dan memastikan bahwa biodiesel tersebut memenuhi standar yang ditetapkan dapat mengurangi risiko penurunan kinerja.

Seorang pekerja mengisi bahan bakar kendaraan saat uji jalan biodiesel berbahan dasar sawit 40% di Maribaya (Dimas Ardian/Bloomberg)

2. Kualitas Biodiesel B35 yang Tidak Konsisten

Kualitas yang tidak konsisten dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti pengendapan dan kontaminasi dalam tangki bahan bakar. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja mesin dan menyebabkan kerusakan pada sistem bahan bakar.

Aprobi menyarankan pengguna kendaraan dapat memilih biodiesel dari pemasok tepercaya yang sudah memenuhi standar kualitas yang berlaku. Selain itu, rutin memeriksa dan membersihkan tangki bahan bakar serta sistem penyaringan dapat membantu menjaga kualitas biodiesel yang digunakan.

3. Kendala dalam Cuaca Dingin

Biodiesel B35 cenderung memiliki titik beku yang lebih tinggi dibandingkan dengan solar konvensional. Pada cuaca dingin, biodiesel bisa membeku atau mengental, yang dapat menyebabkan masalah dalam sistem bahan bakar.

Untuk itu, Aprobi menyarankan tambahkan aditif antibeku khusus untuk biodiesel atau menggunakan sistem pemanas bahan bakar. Pastikan juga untuk menyimpan biodiesel B35 di tempat yang terlindung dari suhu ekstrem.

4. Korosi dan Kerusakan pada Komponen Mesin

Korosi pada komponen mesin sifatnya yang lebih bersifat asam dibandingkan dengan solar konvensional. Masalah ini dapat mempengaruhi umur komponen dan menyebabkan kerusakan mesin.

Menurut Aprobi, minimalisasi risiko korosi dengan memilih bahan bakar biodiesel yang telah melalui proses pemurnian yang baik. Penggunaan pelumas dan pelapis korosi yang sesuai juga dapat membantu melindungi komponen mesin dari kerusakan.

5. Pengaruh Biodiesel B35 terhadap Konsumsi Bahan Bakar

Beberapa pengguna melaporkan konsumsi bahan bakar meningkat setelah beralih ke biodiesel B35. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan densitas dan energi dari biodiesel dibandingkan dengan solar konvensional.

Aprobi menyebut pengguna dapat melakukan penyesuaian pada pengaturan mesin atau mengoptimalkan teknik berkendara dapat membantu mengurangi dampak peningkatan konsumsi bahan bakar. Tak hanya itu, pengguna kendaraan harus selalu memantau efisiensi bahan bakar dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.

Meskipun biodiesel B35 menawarkan manfaat lingkungan yang signifikan, seperti pengurangan emisi dan ketergantungan pada bahan bakar fosil, penggunaannya dapat menghadapi beberapa tantangan. 

Biodiesel. (Kementerian ESDM)

Sebelumnya, Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) sebelumnya melaporkan hasil evaluasi terkait dengan implementasi mandatori B35 mengindikasikan penurunan performa mesin seiring dengan persentase biodiesel.

Ketua Umum Hinabi Giri Sakai mengungkapkan anggota asosiasi mengalami kerugian berupa kenaikan biaya perawatan atau maintenance sekitar 15%—20% per unit di sektor industri alat berat pertambangan, imbas implementasi mandatori B35.

“Sebulan sekitar Rp500.000 sampai Rp700.000 per unit vibrating roller. Hitungan ini hampir sama antara B35 dengan B40,” kata Giri saat dihubungi, Selasa (14/1/2025).

Saat ini pemerintah tengah melakukan masa transisi dari B35 yang telah berlaku sejak 1 Februari 2023 menjadi B40. Masa transisi merupakan periode untuk menghabiskan kapasitas B35 yang masih beredar di pasaran sebelum akhirnya menggunakan B40.

Penerapan B40 sejatinya telah terlaksana mulai 1 Januari 2025, tetapi baru akan sepenuhnya berlaku pada Februari 2025 karena masa transisi tersebut.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan bahwa implementasi B35 RI telah menghemat devisa sebesar US$ 7,78 miliar atau setara dengan Rp122,98 triliun. Di sisi lain, penurunan emisi pada B35 sebesar 34,56 juta ton CO2 sementara pada B40 meningkat menjadi 41,46 juta ton CO2.

(mfd/wdh)

No more pages