"Tentu saja kami menghormati keputusan pengadilan, tapi sangat disesalkan kami tidak dapat meyakinkannya tidak hanya tentang 'ilegalitas,' tetapi juga 'ketidakadilan' dan 'ketidaktepatan' penangkapan presiden yang sedang menjabat atas tuduhan pemberontakan oleh CIO, bahkan dengan melanggar konstitusi dan hukum," ujar Seok dalam pesan singkat kepada para wartawan setelah permohonan Yoon ditolak.
Saat penyelidikan dan proses pemakzulan yang terpisah terus berlanjut, jajak pendapat pada Jumat menunjukkan dukungan untuk partai Yoon naik tipis.

Yoon mengejutkan seluruh dunia dengan memberlakukan darurat militer singkat pada awal Desember, menjerumuskan Korsel ke dalam krisis konstitusional terburuk dalam beberapa dekade terakhir. Ia diskors dari tugasnya setelah Majelis Nasional meloloskan mosi pemakzulannya pada 14 Desember.
Mahkamah Konstitusi kini sedang mempertimbangkan apakah akan menguatkan keputusan parlemen dan mencopot Yoon dari jabatannya. Jika MK memutuskan mengesahkan pemakzulan, Pilpres akan digelar selang waktu 60 hari.
Yoon ditangkap pada Rabu oleh penyelidik CIO yang didukung oleh ribuan polisi. Ini merupakan upaya kedua CIO membawa Yoon ke tahanan untuk diinterogasi terkait dekret darurat militer. Presiden yang dimakzulkan itu berulang kali mangkir dari panggilan pemeriksaan oleh CIO.
Sebagai mantan jaksa, Yoon memanfaatkan pengalamannya sendiri untuk menghalangi dan menunda upaya penyelidikan. Ia adalah salah satu jaksa yang memimpin penyelidikan terhadap mantan Presiden Park Geun-hye, yang dipecat dari jabatannya pada tahun 2017 dan kemudian dipenjara.
Memperlambat proses penyelidikan dan persidangan pemakzulan dapat mengulur waktu bagi partai yang berkuasa untuk mengumpulkan kembali dukungan jika Pemilu digelar akibat krisis konstitusional.
Tingkat dukungan untuk Partai Kekuatan Rakyat (PPP), partai Yoon, naik menjadi 39% dalam jajak pendapat mingguan yang dirilis oleh Gallup Korea pada Jumat, naik 5 poin persentase dari survei sebelumnya. Angka ini lebih tinggi dari tingkat dukungan sebesar 36% untuk Partai Demokrat, oposisi, yang telah memimpin upaya pemakzulan terhadap Yoon.
Pemimpin oposisi Lee Jae-myung masih unggul di antara para kandidat yang mungkin menjadi presiden berikutnya lewat Pemilu. Namun, dukungannya turun tipis selama dua minggu berturut-turut menjadi 31% dari 32%.
Survei terbaru menunjukkan 57% responden mendukung pemakzulan Yoon, dibandingkan dengan 36% yang mengatakan mereka menolak pemakzulan tersebut. Gallup Korea menyebut jajak pendapat terbaru ini dilakukan terhadap 1.001 responden di seluruh negeri, dengan margin of error plus atau minus 3,1 poin persentase.
Waktu terus berjalan melawan Lee. Dia menghadapi risiko dikeluarkan dari Pilpres jika vonis atas pelanggaran hukum Pemilu dijatuhkan dalam beberapa bulan mendatang.
(bbn)