Logo Bloomberg Technoz

Low Tuck Kwong saat ini memiliki jumlah kekayaan mencapai US$29,4 miliar (Setara dengan Rp432,18 triliun). Dengan kurs acuan Bank Indonesia (BI) yaitu Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor pada 8 Mei berada di posisi Rp14.709/US$.

Sejak awal tahun, harta Low Tuck Kwong meningkat US$1,1 miliar (Rp16,17 triliun) atau naik 3,8% YtD.

2. Budi Hartono

Budi Hartono merupakan salah satu pemilik dari Grup Djarum, dan menempati peringkat ke-69 orang terkaya di dunia.

Posisi itu tercapai setelah kekayaannya meningkat US$3,9 miliar (Rp57,33 triliun) atau naik 20% sejak awal tahun menjadi US$22,9 miliar (Rp336,63 triliun).

Kekayaan Budi Hartono berasal dari bisnis yang dikendalikan melalui perusahaan induk melalui 51% saham pada PT Dwimuria Investama Andalan. 

Melalui perusahaan induk tersebut, Budi Hartono memiliki 29% saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Kekayaannya juga berasal dari operator menara telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui PT Sapta Adhikari Investama.

Budi Hartono juga memiliki saham pada emiten PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), sebuah perusahaan dari e-commerce Blibli.

3. Michael Hartono

Pada posisi ke-3 ditempati oleh saudara Budi, yakni Michael Hartono yang juga pemilik Grup Djarum. Kekayaan sejumlah US$20,6 miliar (Rp302,82 triliun) menempatkan Michael Hartono di urutan 80 orang terkaya versi Bloomberg Billionaires (Rich) Index.

Bersama dengan saudaranya, kekayaan Michael Hartono juga berasal dari bisnis yang dikendalikan melalui perusahaan induk di Indonesia dengan dipegang melalui 49% saham pada PT Dwimuria Investama Andalan.

Michael Hartono. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Melalui perusahaan induk, Michael Hartono memiliki 28% saham Bank BCA, yang merupakan bank terbesar di Indonesia dengan nilai aset mencapai Rp1.314 triliun. Selain itu, Michael Hartono merupakan pemilik atas operator menara telekomunikasi TOWR melalui PT Sapta Adhikari Investama.

Adapun sejak awal tahun, harta Michael Hartono meningkat US$2,7 miliar (Rp39,7 triliun) atau naik 14,8% YtD.

4. Sri Prakash Lohia

Sejak awal tahun, harta pemilik perusahaan grup Indorama ini meningkat US$1,1 miliar atau naik 19,7% menjadi US$6,5 miliar atau setara dengan Rp95,55 triliun.

Dengan harta sebesar itu, Sri Prakash Lohia menempati urutan ke-353 orang terkaya di dunia.

Sekilas tentang grup Indorama, sebuah perusahaan induk yang bermarkas di Singapura, yang memiliki bisnis pada tekstil, polyester, dan bahan kimia industri. Grup Indorama telah sukses mengoperasikan manufaktur di sekitar 35 negara.

5. Anthoni Salim

Pemilik Grup Indofood, Anthoni Salim bertengger pada urutan ke-5 orang terkaya di Indonesia, dan merupakan pemilik nomor 440 orang terkaya di dunia.

Kekayaannya mencapai sebesar US$5,6 miliar (Rp82,32 triliun). Adapun sejak awal tahun naik US$110,8 juta (Rp1,62 triliun) atau 2% YtD.

Presiden Direktur dan CEO PT Indofood CBP Sukses Makmur, Anthoni Salim. (Yuriko Nakao/Bloomberg)

Grup Indofood merupakan perusahaan pembuat mie instan terbesar di Indonesia. Anthoni Salim juga memiliki saham di Gallant Venture, Bank Ina, dan jaringan bisnis ritel pada Indoritel Makmur.

6. Prajogo Pangestu

Prajogo Pangestu berada di peringkat ke-448 orang terkaya di dunia, dan menjadi orang terkaya ke-6 di Indonesia. Dengan jumlah kekayaan mencapai US$5,6 miliar (Rp82,32 triliun).

Kekayaan Prajogo Pangestu berasal dari grup Barito Pacific, yang merupakan perusahaan petrokimia terbesar di Indonesia. Perusahaan yang berbasis di Jakarta ini memiliki pembangkit tenaga listrik, dan sejumlah aset penghasil plastik.

Prajogo Pangestu juga memiliki 7,78% saham Chandra Asri Petrochemical secara langsung. Selain itu, juga menguasai 84,97% saham Petrindo Jaya Kreasi yang sukses melangsungkan aksi Initial Public Offering (IPO) pada Maret 2023.

Adapun aset kekayaan Prajogo Pangestu saat ini ditempatkan pada saham BRPT senilai US$3,7 miliar (Rp54,4 triliun), pada saham TPIA senilai US$1 miliar (Rp14,7 triliun), dan selanjutnya pada saham CUAN sejumlah US$571 juta (Rp8,4 triliun).

Sejak awal tahun kekayaan Prajogo Pangestu naik mencapai 22% atau mengalami pertumbuhan hingga US$1 miliar (Rp14,7 triliun).

(fad/aji)

No more pages