Bloomberg Technoz, Jakarta - Arga M. Nugraha, Direktur Digital & Teknologi Informasi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memastikan bahwa tidak ada ancaman ransomware yang masuk ke sistem perusahaan, berdasarkan hasil asesmen.
Ia menerangkan “asesmen lebih lanjut juga menunjukkan bahwa data yang dipublikasikan bukanlah data keluaran dari sistem BRI,” sebagai tanggapan atas beredarnya kabar serangan Bashe Ransomware terhadap Bank BRI.
“Bank BRI menegaskan kembali bahwa seluruh layanan dan sistem perbankan BRI berjalan dengan normal tanpa gangguan dan kami senantiasa memastikan keamanan data nasabah terjaga,” ucap dia dalam keterangan tertulis, Kamis (19/12/2024).
Klaim Sepihak Bashe Ransomware
Akun media sosial X @FalconFeedsio sebelumnya memberitakan BRI menjadi korban serangan Bashe Ransomware, Rabu (18/12/2024).
FalconFeeds.io membuat postingan klarifikasi pada pukul 22.42 yang mengatakan bahwa klaim yang melaporkan serangan siber kepada BRI adalah berita yang tidak benar.
Pratama Persadha, praktisi keamanan siber sekaligus Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC menyampaikan bahwa kelompok hacker tengah “coba-coba untuk memeras BRI bahwa seolah-olah mereka terkena serangan ransomwarwe.”

Pratama menambahkan, keraguan serangan siber didalami melalui proses investigasi yang dilakukan tim CISSReC. Hasil temuan mereka, sampel data yang diberikan oleh Bashe Ransomware identik dengan salah satu unggahan di Scribd yang diunggah oleh salah satu akun bernama “Sonni GrabBike” pada tanggal 17 September 2020.
“Pada investigasi yang lebih lanjut secara random pada beberapa sample data, CISSReC juga menemukan bahwa nomor kartu yang tertera pada sample data yang kami dapatkan di Scribd adalah valid, serta nomor kartu tersebut masih aktif karena masih bisa dilakukan transfer ke nomor kartu tersebut,” kata dia.
“Pun jika memang terkena serangan ransomware, BRI memiliki sistem backup dan prosedur recovery yang bagus karena bisa dengan waktu singkat mengembalikan layanan perbankan,” ucap dia.
Ia menyebut, layanan BRI masih berfungsi termasuk mobile banking. Jika benar sistem telah disusupi ransomware, kuat dugaan Bank BRI langsung menghadapi kendala operasional seperti yang menimpa Bank Syariah Indonesia beberapa waktu lalu.
(wep)