Logo Bloomberg Technoz

Alarm Menyala, Analis Sebut Defisit APBN Lampaui Batas

Redaksi
13 December 2024 07:05

Karyawan menghitung uang rupiah di Jakarta, Jumat (11/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menghitung uang rupiah di Jakarta, Jumat (11/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Laporan kondisi terkini keuangan negara menjadi alarm peringatan terbaru bagi para investor yang mungkin akan memicu tekanan jual lebih besar di pasar surat utang di masa mendatang. 

Analis menilai, masa bulan madu pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sudah berakhir. Pemerintah sebaiknya bertindak lebih taktis agar pembengkakan defisit tak sampai memicu masalah baru yang bisa berdampak fatal bagi pasar, seperti misalnya penurunan peringkat investasi.

Menurut perhitungan Mega Capital Sekuritas, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam 12 bulan terakhir [TTM] telah mencapai -3,1% dari Produk Domestik Bruto pada November lalu. Angka itu telah melanggar batas legal sebesar -3% yang ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 17/2023 tentang Keuangan Negara.

Sementara itu, penggunaan Saldo Anggaran Lebih berada pada jalur menuju Rp150 triliun.

"Bulan madu telah berakhir bagi Pemerintahan Prabowo. Menurut kami, penurunan peringkat [investasi] adalah sebuah kemungkinan yang nyata saat ini. Pemerintah harus bertindak tegas sebelum terlambat," kata Macro and Fixed Income Strategist Mega Capital Sekuritas Lionel Priyadi dalam catatannya, Kamis sore.