Logo Bloomberg Technoz

AS Gagal Bayar, Krisis Utang Global Sudah Lama Jadi Momok Dunia

Ruisa Khoiriyah
03 May 2023 17:30

Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen. (Sumber: Bloomberg)
Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen. (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ancaman gagal bayar utang Amerika Serikat (AS) menyusul polemik batas pagu utang yang masih belum menemui solusi antara Gedung Putih dan pihak oposisi di parlemen, membunyikan lagi alarm tentang ancaman krisis utang global sebagaimana pernah diperingatkan oleh Bank Dunia (World Bank), beberapa waktu lalu. Terutama beban utang yang dihadapi oleh negara-negara berpenghasilan rendah.

Dalam laporan International Debt Report 2022 yang dirilis beberapa waktu lalu, Bank Dunia menggarisbawahi risiko utang di negara-negara miskin hingga berpendapatan menengah. Pada akhir 2021, Utang Luar Negeri (ULN) negara-negara kelompok ini bernilai total US$9 triliun, naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan 10 tahun lalu.

Mengacu pada kurs referensi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor pada 2 Mei 2023 sebesar Rp14.703/US$, nilai utang itu setara dengan Rp132.300 triliun.

“Kenaikan suku bunga dan perlambatan ekonomi global merupakan risiko tertinggi yang bisa menyebabkan banyak negara masuk ke jeratan krisis utang. Sekitar 60% negara termiskin sudah berada di risiko tinggi,” sebut laporan Bank Dunia.

Sri Lanka adalah salah satu contoh negeri malang yang sudah bangkrut akibat krisis utang dan akhirnya mengulurkan tangan meminta bantuan International Moneter Fund (IMF) yang memberi komitmen bailout senilai US$3 miliar pada Maret lalu.