Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyatakan industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) tidak mengalami penurunan atau stagnasi profitabilitas alias sunset.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan subsektor industri TPT pada kuartal III-2024 tumbuh sebesar 7,43% (year-on-year/yoy).
“Memang ini untuk membuktikan bahwa industri tekstil itu masih bergeliat dan juga memastikan bahwa sektor industri itu tidak ada yang namanya sunset,” ucap Airlangga di kantornya, Selasa malam (5/11/2024).
Menurut dia, selama masyarakat masih berpakaian maka industri tersebut akan terus tumbuh. “Apalagi menggunakan sepatu dan dulu kan sepatu dan pakaian itu merupakan kebutuhan, tetapi sekarang sudah menjadi lifestyle,” tutur dia.

Sementara itu, Sekretaris Menko Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyatakan investasi yang masuk ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) utamanya pada sektor tekstil tercatat begitu banyak.
Meski demikian, dirinya tidak membantah industri tekstil sejak 2019 lalu mengalami permasalahan utamanya akibat permintaan global yang menurun. Sehingga menyebabkan pembiayaan yang masuk menjadi terhambat.
“Jadi kan di satu sektor itu, kan memang ada yang sangat kompetitif, ada yang karena masalah tadi tiba-tiba kena demand global dan sebagainya. Sektor yang lain juga begitu,” ucap Susi.
Kemenko Perekonomian Klaim Ekspor Sritex di 2024 Justru Meningkat
Dalam kaitan itu, Susi menyatakan PT Sri Rejeki Isman (SRIL) atau Sritex – salah satu industri tekstil besar di Indonesia yang dinyatakan pailit – justru mengalami peningkatan ekspor pada tahun 2024.
“Yang ekspor itu sebenarnya harusnya tahun ini mulai agak recover ya. Kayak, Sritex sendiri kan ekspornya 2024 lebih tinggi dari 2023,” ujar Susi.

Meskipun ekspornya mengalami peningkatan, namun dengan adanya putusan pailit oleh pengadilan menyebabkan aktivitas bisnisnya menjadi terhambat. Oleh sebab itu, lanjut Susi, pemerintah hadir untuk memberikan fasilitas ekspor meskipun Sritex dijatuhkan putusan pailit.
“Cuma kan problem hukumnya dia tiba-tiba kan kalah di pailit, berarti kan harus beku gitu lah. Pembekuan ini yang diminta supaya jangan dibekukan dong, sayang kalau dia kapasitas produksinya juga masih cukup,” tutup Susi.
Adapun, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan industri TPT mengalami pembaikan di kuartal III-2024 apabila dibandingkan dengan kuartal II-2024 yang terkontraksi 0,03% (yoy).
Amalia menyebut bahwa pertumbuhan industri TPT berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas harga berlaku di kuartal III-2024 sebesar 0,99%.
“Kita dapatkan pengalaman kontraksi pada kuartal II-2024, -0,03%. Tetapi, kuartal III-2024, sejarah year on year, industri tekstil ini, tekstil dan pakaian kain ini mengalami pertumbuhan positif sebesar 7,43%,” ujar Amalia dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (5/11/2024).
(azr/roy)