Bloomberg News
Bloomberg, Presiden China Xi Jinping sedang meningkatkan citranya sebagai pembawa perdamaian dunia dengan berbincang via telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Hal ini pertama kalinya dilakukan Xi sejak invasi Rusia berlangsung lebih dari setahun ini.
Perbincangan telepon yang berlangsung Rabu (26/04/2023) itu menyentuh tema-tema yang familiar dan tidak ada hal yang menonjol. Menurut kantor berita China, Xinhua, Xi Jinping mengatakan pada momen itu bahwa negosiasi adalah "satu-satunya jalan keluar dari krisis di Ukraina.”
Sementara itu, kantor kepresidenan Ukraina menyebut pembicaraan kedua pemimpin negara ini adalah "percakapan selama satu jam yang produktif," dan mengatakan tidak akan ada perdamaian kecuali Rusia mengembalikan tanah Ukraina yang diambilnya dan meninggalkan Krimea, yang direbutnya pada tahun 2014.

Meski demikian, makna simbolis dari percakapan itu penting bagi Xi Jinping, yang selama ini telah mengabaikan permintaan untuk berbicara dari Zelenskiy selama berbulan-bulan. Diamnya Xi Jinping terhadap Zelenskiy telah memicu skeptisisme mendalam di kalangan negara Barat tentang kenetralan China dalam konflik itu dan keinginan negara itu untuk berperan dalam penyelesaian konflik.
“Hal ini dapat diartikan sebagai upaya mengatasi kerusakan atau public relations — untuk meyakinkan dunia bahwa China damai dan menjauhkan diri dari Rusia,” kata Justyna Szczudlik, wakil kepala penelitian di Polish Institute of International di Warsawa, Polandia.
Beberapa hari yang lalu, Duta Besar China di Prancis menyampaikan pernyataan kontroversial. Ia mempertanyakan kedaulatan negara-negara pecahan Uni Soviet yang lantas menyinggung negara-negara eks Soviet. China kemudian menghapus transkrip pernyataan itu dan mengatakan pernyataan itu tidak mewakili kebijakan pemerintah.
China telah berusaha untuk menjadikan dirinya sebagai mediator dalam konflik. Hal ini menjadi tantangan terhadap pengaruh Amerika Serikat (AS) di dunia. Pada Maret, tak lama setelah Xi Jinping meluncurkan cetak biru untuk perdamaian di Ukraina dan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, pemerintah China membantu menengahi kesepakatan antara Iran dan Arab Saudi untuk memulihkan hubungan diplomatik.

Yu Jun, seorang pejabat di kementerian luar negeri China, mengatakan pada sebuah pengarahan Rabu malam bahwa China berkomitmen untuk mempromosikan pembicaraan untuk perdamaian dengan cara yang tidak memihak. China akan mengirim delegasi ke Ukraina dan negara-negara lain yang dipimpin oleh Li Hui, yang merupakan duta besar Beijing untuk Moskow selama 10 tahun, meskipun jadwal kunjungan belum ditşetapkan.
Secara terpisah, Ukraina menunjuk mantan Menteri Industri Strategis Pavlo Riabikin sebagai duta besar untuk China, menurut keputusan kantor kepresidenan.
“Panggilan telepon ini, serta penunjukan duta besar Ukraina untuk China, akan memberikan dorongan yang kuat untuk pengembangan hubungan bilateral kita,” kata Zelenskiy di Twitter pada Rabu.
Meski begitu, Zelenskiy tidak memberikan pandangan barunya tentang proposal gencatan senjata dari China, yang dirilis awal tahun ini dan ditolak oleh Kyiv karena dianggap terlalu menguntungkan Rusia.
—Dengan asistensi Li Liu, Andrea Dudik, Volodymyr Verbyany, Xiao Zibang, dan Courtney McBride.
(bbn)