Logo Bloomberg Technoz

Ada Bukti Pemburukan Ekonomi RI, Kondisi Saat Ini Mirip Pandemi

Tim Riset Bloomberg Technoz
11 June 2024 13:55

Warga berbelanja di salah satu pasar swalayan di Tangerang Selatan, Jumat (8/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Warga berbelanja di salah satu pasar swalayan di Tangerang Selatan, Jumat (8/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Laju penjualan ritel di Indonesia memasuki musim paceklik usai puncak belanja masyarakat pada musim Ramadan dan Lebaran berlalu. Di tengah kondisi penghasilan masyarakat yang ditengarai melemah, sektor ritel perlu bersiap menghadapi perlambatan penjualan lebih lama dengan minimnya momentum kenaikan belanja masyarakat di sisa tahun ini. Pada saat yang sama, ekspektasi inflasi diperkirakan meningkat pada kuartal tiga dan empat nanti.

Survei Penjualan Eceran terbaru yang dilansir oleh Bank Indonesia hari ini, Selasa (11/6/2024), mencatat, Indeks Penjualan Riil pada April lalu tercatat terkontraksi atau turun 2,7% dibanding April 2023. Sementara secara bulanan, kinerja penjualan eceran riil pada April juga melambat dengan pertumbuhan hanya 0,4% setelah pada Maret melompat 9,9%. 

Bila membandingkan kinerja penjualan ritel riil di bulan kedatangan Lebaran pada tahun-tahun sebelumnya, maka penjualan riil Lebaran tahun ini adalah yang terlemah. Lebaran 2023 yang jatuh pada akhir April mencatat pertumbuhan kinerja penjualan eceran riil masih tumbuh 1,5%, di mana itu sudah lebih rendah dibanding Lebaran 2022 yang jatuh pada awal Mei.

Ketika itu penjualan eceran masih mencatat kenaikan 2,9%. Kinerja penjualan ritel Lebaran 2022 mungkin lebih terlihat pada angka April di mana saat itu retail sales mencatat pertumbuhan 8,5%.

Dengan demikian, capaian penjualan ritel pada Lebaran tahun ini adalah yang pertama kali membukukan kontraksi setelah era pandemi Covid-19 berlalu. Ketika pandemi pecah, penjualan ritel anjlok tajam hingga terkontraksi double digit pada 2020-2021 akibat perekonomian mati suri.