Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor Indonesia melambat pada April. Sementara neraca perdagangan kembali membukukan surplus.

Pada Rabu (15/5/2024), Deputi Kepala BPS Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini mengumumkan nilai impor bulan lalu adalah US$ 16,06 miliar. Naik 4,62% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Meski tumbuh, tetapi laju kenaikan impor jauh melambat karena pada Maret mencapai 12,76% yoy. Adapun konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan impor tumbuh 7,15% yoy.

Dibandingkan Maret (month-to-month/mtm), impor turun 10,6%.

Sebelumnya, Amalia menyebut nilai ekspor April sebesar US$ 19,62 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$ 3,56 miliar. Lebih tinggi ketimbang perkiraan pasar yakni US$ 3,15 miliar.

Neraca perdagangan telah membukukan surplus selama 48 bulan beruntun. Kali terakhir neraca perdagangan mengalami defisit adalah pada April 2020.

Dalam 20 tahun terakhir, ini adalah rangkaian surplus terpanjang kedua. Hanya kalah dari Februari 2004-Maret 2008 atau 50 bulan beruntun.

(aji)

No more pages