Logo Bloomberg Technoz

Nantinya, etanol – yang merupakan bahan baku bauran bioetanol – bakal dicampur dengan Pertalite untuk penggunaan bioetanol bagi kendaraan PSO. Sementara itu, kendaraan non-PSO bakal menggunakan bauran antara etanol dengan Pertamax.

“Kalau PSO dicampur Pertalite, kalau non-PSO [dicampur] Pertamax ke atas,” ujar Saleh. 

Penerapan

Menurut Saleh, campuran etanol ke bensin hingga melampaui tingkat 20% bakal berdampak sangat baik. Namun, penerapannya tentu harus disesuaikan dengan kesiapan sektor otomotif untuk campuran E20 ke atas. 

Selain itu, Saleh menggarisbawahi Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah untuk pembuatan bioetanol. 

Petugas mengisi BBM jenis Pertalite di SPBU Pertamina Rest Area Tol Tangerang-Jakarta KM 14, Senin (1/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya mengungkapkan pemerintah akan mempersiapkan 2 juta hektare (ha) lahan tebu, di mana setengahnya bakal digunakan untuk bahan baku bioetanol yang akan menjadi bahan bakar ramah lingkungan pengganti Pertalite.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukkan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan lahan di Merauke, Papua Selatan tersebut nantinya akan dikelola oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Kita prediksi bahwa dari lahan, konsepnya itu ada lahan 2 juta ha yang akan dikelola oleh Kementerian BUMN, yang dalam hal ini BUMN-nya adalah Perhutani. Di situ separuhnya adalah lahan untuk bahan baku dari bioetanol. Jadi arahnya ke sana," tuturnya kepada Bloomberg Technoz, Kamis (25/4/2024).

Menurut Eniya, upaya persiapan lahan tersebut merupakan bentuk implementasi dari Peraturan Presiden No. 40/2023, yang di dalamnya mengatur percepatan swasembada gula dan bioetanol sebagai bahan bakar nabati (biofuel).

Di sisi lain, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengonfirmasi pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan memang bertujuan untuk menyiapkan bahan baku biofuel pengganti Pertalite atau Pertamax yang bakal mulai digunakan pada 2027.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Yuliot mengungkapkan pemerintah saat ini tengah melakukan persiapan lapangan, sehingga target produksi bahan baku tebu untuk bahan bakar berbasis bioetanol pengganti Pertalite atau Pertamax bisa tercapai pada 2027.  

“Penyediaan bioetanol yang berasal dari fermentasi tetes [tebu/molasses] digunakan untuk pengganti Pertamax atau Pertalite. [Bioetanol pengganti Pertalite atau Pertamax bisa digunakan] sesuai dengan rencana produksi di Merauke pada 2027,” ujar Yuliot kepada Bloomberg Technoz, Kamis (25/4/2024).

(dov/wdh)

No more pages