Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga Bitcoin dalam sepekan bergerak melemah tersengat berbagai faktor yang mempengaruhi. Bermula dari data inflasi Amerika Serikat yang mengecewakan, melonjak lebih tinggi dari yang diperkirakan, sampai dengan aksi penjualan yang masif imbas taking profit di ETF Bitcoin Spot.

Tekanan terhadap Bitcoin makin kuat saat meningkatnya ketegangan risiko geopolitik di Timur Tengah. Memicu sentimen Risk-Off di pasar, menyebabkan kekhawatiran yang berpotensi merembes ke aset kripto, di mana sempat membawa harga Bitcoin anjlok lebih dari 8%, hingga ambles ke bawah US$61.000 pada 13 April setelah Iran meluncurkan serangan terhadap Israel.

Adapun data inflasi Amerika Serikat yang terbit pekan lalu mengecewakan pasar, dengan Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) untuk bulan Maret melonjak lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya. CPI untuk bulan Maret menguat 0,4% dibandingkan dengan perkiraan 0,3%.
Sementara, CPI tahunan makin solid di angka 3,5% dibandingkan dengan perkiraan 3,4%, dan juga lebih tinggi dari 3,2% di bulan Februari.

Analis Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha memaparkan, dari perdagangan ETF Bitcoin Spot sepanjang pekan lalu, tercatat adanya total arus keluar (Capital Outflow) mencapai US$83,3 juta, yang kelihatannya juga berperan pada penurunan harga Bitcoin kemarin.

“Arus keluar pekan lalu dari pasar ETF Bitcoin Spot juga bisa dipicu oleh Risk-Off sementara akibat ketegangan geopolitik, dan angka inflasi di atas ekspektasi pasar. Aksi penjualan juga berpotensi terjadi ketika investor mulai mengambil keuntungan dalam jangka pendek, dan cenderung berinvestasi lagi saat terjadi penurunan,” mengutip riset yang diterbitkan, Rabu (17/4/2024).

Saat tulisan ini dibuat, Bitcoin tengah parkir pada level US$64.128 dengan melaju di zona merah dalam sepekan, melemah 7,16% dalam 7 hari perdagangan. Kapitalisasi pasar Bitcoin juga turun ke kisaran US$1,26 triliun, mengutip data CoinMarketcap.

Pergerakan Harga Bitcoin di Rabu 17 April 2024 (Bloomberg)

Secara teknikal, Panji menganalisis, Bitcoin berpotensi bergerak di kisaran US$62.800 – US$65.000. Target penguatan terdekat Bitcoin adalah di level US$64.000, yang sudah tertembus siang ini.

Maka, Bitcoin berpotensi untuk melanjutkan tren kenaikan menuju MA-20 ke kisaran US$66.000 – US$67.000.
Sementara, jika mengalami rejection di resistance, maka ada potensi untuk kembali melemah ke kisaran support US$60.000.

“Indikator Stochastic turun menuju area oversold dan MACD Histogram bar dalam momentum Bearish terbatas,” jelasnya.

Sentimen Aset Kripto Pekan ini

Pertengahan pekan di April 2024 ini pasar aset kripto akan lanjut diwarnai oleh berbagai peristiwa penting yang akan datang. Investor tengah mencermati tiga sentimen utama, termasuk Penjualan Ritel AS yang keluar lebih solid, mencerminkan kestabilan ekonomi Negeri Paman Sam. Selain itu, pidato Wakil Ketua Federal Reserve Philip Jefferson juga menjadi fokus, karena keputusan suku bunga Federal Reserve sangat mempengaruhi minat terhadap aset kripto.

Tak kalah pentingnya, peristiwa Halving Bitcoin yang akan terjadi pada Sabtu (20/4/2024) juga menimbulkan antisipasi besar karena dapat menciptakan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan, berpotensi memicu lonjakan Bullish Bitcoin dalam tren jangka panjang.

“Dalam sejarah Halving sebelumnya, Bitcoin selalu mengalami kenaikan fantastis setahun pasca Halving, maka besar potensi untuk melampaui harga tertinggi di US$73.250 dalam beberapa bulan pasca Halving,” terang Panji.

Bitcoin Halving keempat akan terjadi pada Block 840.000. Saat ini, Block Bitcoin telah mencapai 839.410 yang artinya 590 Block lagi menuju Bitcoin Having keempat yang akan terjadi di kisaran tanggal 20 April 2024, di mana akan memotong Hadiah (Reward) kepada penambang Bitcoin dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC per Block.

Sentimen positif juga hadir, datang dari Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong (Securities and Futures Commission/SFC) telah secara resmi memberikan persetujuan pada Exchange-Traded Funds (ETF) Bitcoin Spot dan Ethereum (ETH) pada Senin (15/4/2024) kemarin, sehingga sempat mendorong sesaat harga Bitcoin ke atas US$66.000, dan juga ETH yang lompat ke US$3.200.

Persetujuan ini diberikan kepada manajer aset terkemuka termasuk China Asset Management, Bosera Capital, dan HashKey Capital Limited, bersamaan dengan persetujuan prinsip untuk Harvest Global Investments, di mana ETF Bitcoin Spot dan ETH akan mulai diperdagangkan pada penutupan April 2024.

Saran Panji, dalam situasi pasar yang penuh antisipasi ini, investor harus memperhatikan dengan cermat setiap perkembangan pasar keseluruhan.

“Ada dua strategi untuk menghadapi ketidakpastian pasar. Buy The Dip, aksi membeli muatan jika Bitcoin mengalami penurunan signifikan. Selain itu, Dollar Cost Averaging (DCA) di mana dengan melakukan pembelian secara berkala, investor tidak perlu mencoba memprediksi waktu yang tepat untuk membeli aset, yang dapat mengurangi risiko kehilangan peluang atau membuat keputusan yang buruk karena fluktuasi harga yang cepat," tutup Panji. 

(fad)

No more pages