Logo Bloomberg Technoz

Nyaris keseluruhan sektoral saham membukukan pelemahan. Paling dalam adalah sektor konsumen primer dengan koreksi mencapai 3,29%. Menyusul properti, dan teknologi yang masing-masing melemah 3,24%, dan 2,84%.

Di samping itu, sejumlah saham mencatat kenaikan luar biasa dan menjadi top gainers. Di antaranya adalah PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) yang melonjak 35%, PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) dan PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP) melesat masing-masing 35% dan 24,8% serta PT Timah Tbk (TINS) bertambah 10%.

Sedangkan sejumlah saham yang melemah dan menjadi top losers di antaranya PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) yang anjlok 33,34%, PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) jatuh 16,7%, dan PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk (BSML) ambruk 13,5%.

Tidak hanya IHSG, seluruh indeks saham utama Asia juga terbenam di zona merah. Shenzhen Comp. (China) jadi yang paling parah dengan koreksi 3,77%.

Disusul oleh TW Weighted Index (Taiwan) yang ambles 2,68% dan PSEI (Filipina) dengan kejatuhan 2,41%.

Sementara KOSPI (Korea Selatan), Hang Seng (Hong Kong), Topix (Jepang), Nikkei 225 (Tokyo), Shanghai Composite (China), Straits Times (Singapura),  CSI 300 (China), KLCI (Malaysia), dan Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), terpangkas masing-masing 2,28%, 2,12%, 2,04%, 1,94%, 1,65%, 1,22%, 1,07%, 0,49%, dan 0,08%.

Dengan demikian, IHSG adalah indeks dengan pelemahan terdalam kedelapan di Asia, ada di antara deretan indeks saham China dan kawasan.

Sentimen yang mewarnai laju Bursa Asia hari ini adalah datang dari data perekonomian terbaru Amerika Serikat yang keluar lebih kokoh dari perkiraan menambah skeptisisme tentang ‘Kapan’ pelonggaran kebijakan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan dimulai. 

"Suku bunga diperkirakan akan tetap tinggi lebih lama. Pendekatan yang lebih hati-hati dan taktis lebih disukai saat musim pendapatan berlangsung," jelas Craig Johnson di Piper Sandler, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

Sentimen selanjutnya, meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang memicu investor untuk menghindari aset-aset berisiko, seperti saham. Pada penutupan pekan kemarin, Iran melakukan serangan balasan kepada Israel. Iran meluncurkan misil dan pesawat drone ke wilayah negara Israel.

Teheran menegaskan operasi militer itu sah dilakukan, sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa Pasal 51. Sebab, sebelumnya Israel menyerang kantor Kedutaan Besar Iran di Damaskus (Suriah).

"Risiko geopolitik kembali menjadi perhatian utama dengan serangan misil dan drone Iran ke Israel," kata Redmond Wong, Ahli Strategi Pasar di Saxo Capital Markets.

Kemudian, sentimen juga datang dari laju dan pergerakan indikator ekonomi China yang menggambarkan pemulihan ekonomi negara tersebut masih belum merata.

Meskipun Produk Domestik Bruto dan angka investasi aset tetap melampaui perkiraan, data Penjualan Ritel dan output industri tidak mencapai estimasi. Dampak tersebut meluap ke mata uang regional, dengan pengukur mata uang negara-negara berkembang jatuh ke level terendah tahun ini.

"Data China tampaknya kuat di permukaan, tetapi detailnya lemah," kata Charu Chanana, Kepala Strategi Valuta Asing di Saxo Markets Singapore. "Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian membutuhkan lebih banyak dukungan, dan pasar akan terus bersiap untuk yuan yang melemah."

Dari dalam negeri, Rupiah melemah melampaui Rp16.000/US$ dan menetap di posisi Rp16.175/US$ untuk pertama kalinya sejak 2020. Rupiah melemah 2,07% dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.

Ini menjadi posisi terlemah rupiah saat penutupan (Closing) sejak April 2020 atau 4 tahun. Hal ini mendorong Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar mata uang. 

BI pun memberi penjelasan soal kejatuhan rupiah usai libur panjang. Edi Susianto, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, menyebut selama libur Idul Fitri 1445 H banyak perkembangan yang terjadi.

“Rilis data fundamental AS makin menunjukkan bahwa ekonomi mereka masih cukup kuat seperti data inflasi dan Retail Sales yang di atas ekspektasi pasar. Selain itu terdapat memanasnya konflik di Timur Tengah khususnya konflik Iran-Israel,” terangnya.

(fad)

No more pages