Logo Bloomberg Technoz

Mata Uang Asia Berguguran, Besok Rupiah Bisa di Atas Rp16.000/US$

Hidayat Setiaji
15 April 2024 11:50

Karyawan memperlihatkan uang dolar AS dan rupiah di pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan memperlihatkan uang dolar AS dan rupiah di pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Mata uang Asia kompak melemah pada perdagangan hari ini, akibat serangan Iran ke Israel yang menyebabkan investor berburu dolar Amerika Serikat (AS). Beruntung rupiah tidak terkena ‘tsunami’ pelemahan tersebut.

Pada Senin (15/4/2024) pukul 11:15 WIB, baht Thailand dan yen Jepang menjadi yang terlemah dengan depresiasi masing-masing 0,38%. Disusul oleh peso Filipina (0,32%), won Korea Selatan (0,21%), ringgit Malaysia (0,21%), dan dolar Taiwan (0,15%).

Dinamika geopolitik jadi penggerak pasar. Akhir pekan lalu, Iran melakukan serangan balasan kepada Israel. Negeri Persia meluncurkan misil dan pesawat tanpa awak (drone) ke wilayah Negeri Bintang Daud.

Teheran menegaskan operasi militer itu sah dilakukan, sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa Pasal 51. Sebab, sebelumnya Israel menyerang kantor Kedutaan Besar Iran di Damaskus (Suriah).

Saat situasi sedang bergejolak, biasanya investor akan menghindari aset-aset berisiko dan beralih ke safe haven. Emas adalah salah satu opsinya.