Logo Bloomberg Technoz

Alhasil, laba bruto perseroan menjadi Rp8,27 triliun, yang juga masih naik dari tahun sebelumnya di Rp4,67 triliun.

Dari sisi operasional, pengolahan nikel menyumbang pendapatan Rp20,76 triliun. Sementara itu, sisi penambangan menyumbang Rp7,50 triliun.

Sejatinya, emiten milik konglomerat keluarga Lim itu mencatatkan rugi Rp308,9 miliar imbas dampak penyesuaian entitas yang bergabung. Berbanding terbalik dari tahun sebelumnya yang surplus Rp1,39 triliun.

Alhasil, total laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp5,61 triliun, atau naik 20,40% dari sebelumnya di Rp4,66 triliun.

Naiknya laba itu juga menyebabkan laba per saham ikut terkerek menjadi Rp92,39 dari tahun sebelumnya di Rp84,70.

Sementara itu, total aset perusahaan sepanjang 2023 tercatat senilai Rp45,28 triliun, yang juga naik dari tahun sebelumnya di Rp34,60 triliun.

Total ekuitas neto juga mengalami kenaikan menjadi Rp28,39 triliun dari sebelumnya di Rp14,22 triliun.

(ibn/dhf)

No more pages